Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susanto, Keluar dari Zona Nyaman

Kompas.com - 19/12/2013, 11:19 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Tak  memedulikan kondisi ruangan yang sebagian telah gelap, jemari Susanto Megaranto lincah memindahkan buah catur yang tersebar di atas papan agar kembali ke posisi semula. Dalam hitungan detik, buah catur tersusun rapi dan siap diadu kembali.

Di ruangan berukuran 50 meter persegi di sebuah rumah sewa yang terletak di sudut Bintaro, Jakarta Selatan, Susanto Megaranto, grand master termuda Indonesia, bersiap bermain kembali. Padahal, satu jam sebelumnya, sekitar pukul 17.30, latihan resmi telah usai. Dia dan rekan-rekan anggota tim catur Indonesia untuk SEA Games Myanmar 2013 telah berlatih sejak pagi. Seusai rehat siang untuk mengisi perut dan beribadah, mereka kembali masuk ke dalam ruangan dan berlatih hingga petang menjelang.

Yoseph R Majella, salah satu pelatih, mengatakan, setiap hari, sekitar puluhan babak catur dimainkan. Jika dihitung sejak awal Januari 2013, entah berapa jumlah babak (duel) yang telah dilalui para pecatur. Belum lagi turnamen yang diikuti. Semua tak lain untuk menambah jam tanding mereka.

Maklum, tak semua nomor catur yang menjadi andalan dan spesialisasi pecatur Indonesia dimainkan di Myanmar 2013. Nomor-nomor yang jarang dikenal, seperti catur ASEAN, catur tradisional Myanmar, dan catur 960, adalah nomor-nomor yang jarang dipertandingkan di kejuaraan resmi FIDE, federasi catur dunia.

Susanto, bersama-sama Grand Master Wanita (WGM) Irene Kharisma Sukandar dan WGM Medina Warda Aulia, adalah andalan Indonesia jika bertarung di catur standar atau klasik. Namun, kali ini, Susanto tak turun di nomor andalannya. Dia bermain di nomor catur cepat, catur kilat, catur transfer kilat, dan catur 960. Tak turun di nomor andalan, Susanto pun tak dibebani target medali.

"Tambahan latihan membuat kami semakin terasah," kata Susanto, sepekan sebelum keberangkatan ke Myanmar. Malam itu, dia berlatih hingga sekitar pukul 21.00. Pagi hari, dia kembal melakukan rutinitas yang sama, berlatih tanding.

Prestasi terbaik

Dua emas akhirnya berhasil dipersembahkan pecatur kelahiran Desa Tempel, Kecamatan Lelea, Kabupaten Indramayu, 26 tahun lalu itu. Ini mungkin menjadi prestasi terbaiknya pada 2013. Sebelumnya, perjuangan Susanto untuk menjadi wakil Asia ke siklus Kejuaraan Dunia Catur 2014 terhenti sejak awal tahun. Dia harus mengakui keunggulan dua pecatur muda ASEAN lainnya, GM Nguyen Ngoc Truong Son (Vietnam) dan GM Wesley So (Filipina).

Pada turnamen catur Indonesia Terbuka tahun ini, dia pun tak bisa menembus 10 besar. Persaingan yang ketat dari pecatur Asia dan Eropa yang datang ke turnamen ini membuatnya hanya bisa berada di posisi ke-18 klasemen akhir.

Susanto masih memiliki kemungkinan untuk menambah medali bagi Indonesia. Dia bersama Dewi AA Citra akan berlaga di catur transfer berpasangan, Jumat. Semoga. (MHD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com