Johnson tersandung di Kilometer 32 dan kepalanya terbentur. Dia mendatangi tenda medis setelah menyelesaikan maraton dan menolak desakan untuk dibawa ke rumah sakit.
Perempuan yang akan berumur 87 bila masih hidup sampai Natal mendatang itu telah menjadi guru pendidikan jasmani dan pelatih selama bertahun-tahun. Setelah pensiun, dia hanya memilih lari sebagai olahraganya.
Johnson menyelesaikan Maraton New York untuk ke-25 kali berturut-turut pada maraton terakhirnya itu. Waktu cepat yang pernah dibukukan Johnson adalah di bawah 4 jam, yaitu pada 1991. Dia juga tercatat 6 kali menjadi perempuan pertama yang menyentuh garis finis di kelompok umurnya.
"Dia benar-benar menakjubkan," kata Boydston. Latihan lari yang dijalani Johnson sudah cukup santai pada tahun-tahun terakhir, tetapi masih tergolong berat untuk orang kebanyakan pada kisaran umur yang sama.Pada Minggu itu, Johnson pergi ke New York bersama adiknya, Faith. Setelah maraton usai, kebiasaannya adalah mandi air panas dan pergi tidur. Keesokan harinya, menjadi kebiasaan Johnson pula untuk mendatangi Plasa Rockefeller, tempat stasiun televisi NBC merekam acara "Today".Sesudah itu, Johnson dan adiknya kembali ke hotel tempat mereka menginap. Sesampai di hotel, Johnson merebahkan diri untuk beristirahat. Kali ini, dia tak pernah bangun lagi.Boydston bicara terakhir kali dengan ibunya adalah satu hari sebelum perlombaan. Menurut dia, sang ibu terdengar "sangat bahagia". "Saya katakan padanya, 'I love you'," tutur Boydston.Maraton New York pada tahun ini hanya diikuti 31 orang berusia lebih dari 80 tahun, di antara total 50.000-an orang yang mengikuti perlombaan tersebut.
Johnson berada di tempat keempat di kelompok umurnya, yaitu 80-89 tahun. Pada maraton ini, peserta tertua adalah lelaki berusia 89 tahun.
"Kami sedih mendengar Joy meninggal. Dia inspirasi bagi kami semua," kata Chris Weiller, juru bicara penyelenggara New York Road Runners.Adapun suami Johnson meninggal 15 tahun yang lalu. Dia meninggalkan 3 dari 4 anak yang masih hidup dan 6 cucu.