Sesuai dengan namanya, turnamen ini akan menyajikan pertandingan di dua kelas usia yaitu di bawah 17 tahun dan di bawah 15 tahun, dimana masing-masing kelas memainkan nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putrin dan ganda campuran. Berbeda dengan kelas U-19 yang juga memainkan nomor beregu campuran, turnamen ini hanya memainkan nomor perseorangan.
Ini adalah kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah turnamen junior ini. Jepang dan China sebelumnya menjadi tuan rumah berturut-turut pada tahun 2010, 2011an dan 2012. Tahun ini, tuan rumah menyertakan sebanyak 71 atlet (36 atlet di kategori U-15 dan 35 atlet di kategori U-17) dari 11 klub di Indonesia.
“Tujuan utama Indonesia mengajukan diri sebagai tuan rumah adalah agar para pemain muda kita mendapat kesempatan untuk mencicipi turnamen internasional. Dengan menjadi tuan rumah, kuota peserta asal Indonesia bertambah menjadi dua kali lipat,” kata Yoppy Rosimin, Ketua Panitia Pelaksana turnamen.
GOR PB Djarum, Jati Kudus pun ditata sedemikian rupa untuk menyambut tamu-tamunya. Sepanjang sejarah berdirinya, ini adalah pertama kalinya GOR Jati Kudus digunakan untuk turnamen resmi berskala internasional.
“Dengan menggunakan GOR Jati Kudus milik PB Djarum, maka kami telah menghemat biaya untuk sewa lapangan. Selain itu, biaya akomodasi juga bisa ditekan, karena biaya hidup di Kudus relatif lebih rendah dibanding kota-kota besar,” tambah Yoppy.
Meski pun gaungnya tak sebesar turnamen junior kelas U-19, turnamen ini perlu mendapat perhatian. Pasalnya, masa depan bulutangkis Indonesia ada di tangan para peserta yang akan berlaga. Setidaknya dalam lima tahun kedepan, para pemain-pemain muda ini akan menjadi senjata andalan Indonesia di kancah perbulutangkisan dunia.
Sebut saja nama-nama pemain muda top seperti Ratchanok Intanon (Juara Dunia 2013 serta Juara Dunia Junior 2010, 2011, dan 2012), Lee So Hee/Shin Seung Chan (Juara Asia Junior 2012, Juara Dunia Junior 2011 dan 2012), Kento Momota (Juara Dunia Junior 2012), Nozomi Okuhara (Juara Dunia Junior 2012, Akane Yamaguchi (Juara Japan Super Series 2013), mereka adalah jebolan ajang ini.
Dari Indonesia ada Jonatan Christie yang merupakan juara tunggal putra U-15 pada tahun 2010. Tahun ini, Jonatan berhasil meraih gelar di kelas dewasa pada ajang Prim-A Indonesia International Challenge 2013 dan menempati peringkat pertama pada daftar rangking nasional tunggal putra kelas U-19.
“Harapannya adalah para pemain Indonesia bisa menunjukkan prestasi maksimal di turnamen ini, supaya mereka bisa menunjukkan bakat yang tidak kalah dengan pemain negara lain,” tambah Yoppy yang djumpai di GOR Jati Kudus, Minggu (16/10). (/*)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.