Martina Hingis Dituduh Aniaya Suaminya

Juli lalu, suami Hingis yang adalah atlet berkuda asal Perancis, Thibault Hutin, mengaku memergoki istrinya tengah bersama pria lain, pada setahun pernikahan mereka. Hutin mengaku mengikuti Hingis untuk membuktikan bahwa istrinya selingkuh lagi.

Hutin juga bercerita tentang penganiayaan yang dilakukan pemilik lima gelar turnamen Grand Slam tersebut. Suatu hari, Hutin sedang berada di rumah sambil memikirkan urusan bisnis, ketika Hingis datang ditemani ibunya dan kekasih ibunya, untuk menyerangnya.

"Pada Senin malam, saya sedang berada di apartemen kami, ketika bel pintu berbunyi. Kami berselisih, lalu Martina dan ibunya, Melanie Molitor, meninju saya, memukul, dan mencakar saya. Tetapi saya dididik untuk tidak memukul wanita," kata Hutin kepada media Swiss, Blick.

"Saya mencoba bertahan semampu saya, tapi Mario Widner, pacar Melanie, memukul kepala saya dengan pemutar DVD," aku Hutin yang harus menelepon polisi untuk meminta kartu kredit dan paspornya dari tiga orang tersebut. Polisi dalam laporannya menyebut ini sebagai tindakan kekerasan.

"Polisi kembali ke apartemen bersama saya dan memaksa mereka bertiga mengembalikan barang berharga saya. Mereka ingin membunuh saya. Saya terkejut! Saya tidak pernah berpikir akan sejauh ini." Lebih jauh, Hutin juga mengaku menerima ancaman lewat pesan singkat. Dia pun memutuskan untuk pindah ke hotel dan berencana kembali ke Paris.

Hingis dan Hutin menikah pada Desember 2010. Ketika itu Hutin masih berusia 24 tahun, sementara Hingis 30 tahun. Setahun setelah pernikahan, Hutin mengatakan kalau istrinya adalah tukang selingkuh, salah satunya dengan David Tosas Ros, seorang petinggi dalam manajemen olahraga di Spanyol. Keduanya terlihat bersama saat French Open dan Wimbledon, tahun ini.

Hutin dan Hingis kini sedang dalam proses perceraian. Sekitar dua minggu lalu, Hingis yang kini kembali bermain tenis menyatakan mundur dari turnamen Pan Pacific Open yang berlangsung pada pekan ini di Tokyo, Jepang.