Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ken Norton, Ali, dan Televisi Hitam Putih

Kompas.com - 22/09/2013, 08:09 WIB
Tjahjo Sasongko

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Berita kematian mantan juara dunia Ken Norton, pekan ini, mengingatkan lagi masa-masa siaran langsung pertarungan kejuaraan dunia tinju kelas berat menjadi sesuatu yang ditunggu di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Dekade 1970-an memang merupakan masa jaya tinju kelas berat dunia. Dengan bintang utamanya Muhammad Ali, di situ ada nama-nama Norton, Joe Frazier, dan George Foreman. Era yang kemudian ditutup dengan munculnya nama Larry Holmes pada awal 1980-an.

Ali dan para petinju tersebut mampu membawa kejuaraan dunia tinju kelas berat keliling dunia, tak lagi melulu di Amerika. Mereka bertarung di Caracas, Venezuela (Foreman dan Norton, 1974); Kinsasha, Zaire (Ali dan Foreman, 1974); serta yang paling terkenal tentunya "Thrilla in Manila" (Ali dan Frazier, 1975).

Juara dunia 1973-1974 dan 1995, George Foreman, mengenang masa itu sebagai kejayaan dunia tinju. "Kami saling mengalahkan," kata Foreman yang kini telah berusia 65 tahun. "Saya mengalahkan Norton dan Joe Frazier. Ali mengalahkan saya. Sementara Norton dan Frazier mengalahkan Ali. Tidak ada yang mau kalah," kata Foreman.

Norton pernah tiga kali menghadapi Muhammad Ali, dengan satu kemenangan dan dua kali kalah. Kemenangan Norton dalam pertarungan pertama pada 1973 merupakan titik balik pada kariernya. Ia langsung menarik perhatian karena menjadi petinju kedua yang mampu mengalahkan "The Greatest". Bukan hanya menang, Norton bahkan memecah rahang Ali dan membuatnya harus dilarikan ke rumah sakit.

"Orang selalu mengatakan Norton takut menghadapi saya. Tetapi saat saya memandang dia di atas ring, saya tahu akan menghadapi seorang Hercules," kenang Foreman yang memukul KO Norton pada ronde kedua di Caracas pada 1974.

Norton memang cukup terlambat memulai kariernya sebagai petinju. Ia masih aktif sebagai marinir saat Ali menjadi juara dunia pada 1963 dan telah berusia 30 tahun saat memecahkan rahang si mulut besar itu. Norton baru memutuskan bertinju sebagai sumber nafkah untuk menghidupi putranya, Ken Norton Jr, yang di kemudian hari menjadi pemain sepak bola Amerika ternama.

Dalam kariernya, Ken Norton mengalami dua kekalahan menghadapi Ali pada 1973 dan 1976. Pertarungan di Yankee Stadium, New York, pada 28 September 1976 tersebut merupakan pertarungan ketiga dan terakhir antara kedua petinju. Ali menang split melalui keputusan yang  dianggap kontroversial oleh Norton hingga akhir hayatnya.

Seusai pertarungan sulit menghadapi Norton, Ali memilih lawan Alfredo Evangelista, petinju kelahiran Uruguay yang berdomisili di Spanyol. Ia menang angka dengan mudah.

Saat itu Ali menghadapi pertanyaan media tentang keputusannya memilih Evangelista sebagai lawan.  "Kalian tahu berapa bayaran yang saya dapat? 2,75 juta dollar AS. Ini saya dapat bukan dengan menghadapi Joe Frazier atau Ken Norton," katanya. "Saya mendapat uang senilai itu dengan pertarungan ringan menghadapi petinju tak ternama."

Pertarungan Ali dan Norton III pada 1976 memang berlangsung keras dan melelahkan. Ali kesulitan menghadapi gaya bertinju Norton yang terus bergarak maju dengan pertahanan yang tidak biasa. Norton melindungi wajah bukan dengan gaya tangan vertikal, melainkan horizontal dan menyilang.

Seusai dinyatakan menang, Ali langsung bersumpah tidak ingin lagi menghadapi Norton. Bukan hanya Norton, sejak itu Ali memang tak pernah lagi berhadapan dengan nama-nama besar seperti Norton, Frazier, dan Foreman. Ia bahkan kalah dari petinju tak ternama, Leon Spinks, pada 1978.

Para penggemar tinju di Indonesia pada masa itu beruntung dapat menyaksikan setiap pertarungan Ali melalui siaran langsung TVRI dengan tayangan televisi hitam putih, termasuk juga pertarungan Norton dan Ali pada September 1976 itu. Kita dapat menyaksikan bagaimana Norton tertunduk lemas di atas ring dan menolak turun sampai beberapa saat. Ketika rombongan Norton bergerak masuk ruang ganti, mereka mendapat cemooh penonton yang menyebabkan seorang anggota kubu Norton marah dan menyerang penonton.

Masa-masa itu, pertandingan tinju kelas berat tidaklah selalu berlangsung pada akhir pekan seperti saat ini. Siaran langsung justru terjadi pada jam-jam kerja dan sekolah. Tidak heran banyak karyawan atau anak sekolah yang madol (mangkir) untuk menyaksikan pertarungan ini. Sementara sebagian besar sekolah dan kantor mengakalinya dengan mengizinkan murid membawa pesawat televisi ke sekolah dan membebaskan murid pada jam-jam pelajaran saat pertarungan berlangsung.

Para tokoh utama panggung pertunjukan tinju kelas berat dunia tersebut sekarang sudah menghilang. Joe Frazier dan Ken Norton telah meninggal dunia. Foreman telah pensiun, sementara Muhammad Ali, yang gerakan tangannya mampu membuat ribuan orang berlari mengikuti di belakangnya, saat ini tak berdaya didera parkinson.

"Ali kini jauh lebih baik," kata mantan manajer bisnis Ali, Gene Kilroy, yang mengunjungi Ali pada hari ulang tahunnya yang ke-71, Januari lalu. "Tetapi, tentu ia bukan lagi seorang Ali yang mampu berjalan di jalan umum dan mampu membuat 5.000 orang mengikuti dan menjawab pertanyaannya, 'Hei, siapa (petinju) terbesar di dunia saat ini?'.

Teriakan "Ali... Ali... Ali...." masih keras terngiang di telinga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Australia 1-0, Garuda Muda Ukir Sejarah!

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Australia 1-0, Garuda Muda Ukir Sejarah!

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia, Jeam Kelly Sroyer Ditandu Keluar, Hubner Masuk

Indonesia Vs Australia, Jeam Kelly Sroyer Ditandu Keluar, Hubner Masuk

Liga Indonesia
HT Indonesia Vs Australia 1-0: Ernando Tepis Penalti, Komang Bawa Garuda Muda Terbang

HT Indonesia Vs Australia 1-0: Ernando Tepis Penalti, Komang Bawa Garuda Muda Terbang

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia vs Australia, Tandukan Komang Teguh Bawa Garuda Unggul 1-0!

Timnas U23 Indonesia vs Australia, Tandukan Komang Teguh Bawa Garuda Unggul 1-0!

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Ernando Ari Gagalkan Penalti Lawan!

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Ernando Ari Gagalkan Penalti Lawan!

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Australia, Nathan, Kelly, dan Fajar Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Australia, Nathan, Kelly, dan Fajar Starter

Timnas Indonesia
Isi Curhat Shin Tae-yong Ke Media Korea Soal Wasit Kontroversial di Piala Asia U23

Isi Curhat Shin Tae-yong Ke Media Korea Soal Wasit Kontroversial di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Kandidat Pengganti Rezaldi Hehanussa di Persib

Kandidat Pengganti Rezaldi Hehanussa di Persib

Liga Indonesia
Thierry Henry Lempar Pujian ke Seni Bertahan Real Madrid di Stadion Etihad

Thierry Henry Lempar Pujian ke Seni Bertahan Real Madrid di Stadion Etihad

Liga Champions
Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Australia Pukul 20.00 WIB

Siaran Langsung dan Link Live Streaming Indonesia Vs Australia Pukul 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Larangan STY demi Poin Perdana

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Larangan STY demi Poin Perdana

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Ancaman Olyroos ke Gawang Garuda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Ancaman Olyroos ke Gawang Garuda

Timnas Indonesia
Teco Harap Tak Ada Match Fixing di Laga Krusial Liga 1 2024

Teco Harap Tak Ada Match Fixing di Laga Krusial Liga 1 2024

Liga Indonesia
Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas U23 Indonesia Vs Australia, Dukungan 3.000 Suporter untuk Garuda Muda

Timnas Indonesia
Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Alarm Bahaya untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com