Dalam sekali offense, streetballer yang akrab disapa Lana ini bisa menghasilkan lima hingga enam poin. Poin tersebut ia dapatkan dengan aturan point breaker pada streetball, yakni pemain berhak mendapat satu poin jika berhasil mengecoh lawan dan bola tetap berada dalam kekuasaannya.
Berkat kelihaiannya itu, Lana tak pernah tergeser dari posisi all star sejak 2008. "Memang bisa terpilih lagi, ini tahun kelima saya menjadi all star. Paling lama dari delapan all star 2012," terang Lana ketika ditemui Kompas.com di Grand City, Surabaya, Sabtu (7/9/2013).
Tak hanya bermain streetball, pemain asal Medan ini juga bermain basket reguler dan selalu terpilih untuk mewakili Sumatera Utara saat Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Sewaktu bermain, saya sebenarnya sering mendapat tawaran untuk bermain di NBL. Saya pernah mendapat tawaran dari Garuda Kukar, Pelita Jaya, dan Satya Wacana. Waktu itu pilihannya, bermain di NBL atau menjadi all star di streetball. Saya tetap pilih streetball," ungkap Lana.
Ketika ditanya alasannya, Lana menjawab, "Bosan. Lagipula penontonnya lebih ramai di streetball. Saya juga bukan orang yang suka diatur-atur. Kalau bermain di NBL pastinya akan ada aturan ini-itu dan tidak bisa sebebas ketika saya bermain di sini (streetball)."
"Streetball tidak memiliki batasan apapun, setiap orang bisa bermain. Baik yang dari NBL, Liga Mahasiswa, bahkan veteran. Malah, saya bisa bertemu pemain pro di sini. Ajang apa lagi yang bisa mempertemukan pemain basket tanpa batasan umur dan status?" tandas Lana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.