Murray dan Mayer lahir di hari dan tahun yang sama, yakni 15 Mei 1987. Tapi persamaan mereka hanya sampai di situ. Murray suka lapangan cepat, seperti semen dan rumput. Sementara Mayer lebih suka lapangan yang lebih lambat, tanah liat.
Murray adalah pemegang dua gelar Grand Slam, US Open 2012 dan Wimbledon 2013, sementara Mayer belum pernah sekali pun mengalahkan petenis dengan peringkat 10 besar dunia, sepanjang satu dekade karier profesionalnya.
Tetapi, Mayer mampu membuat kejutan dengan menghadirkan kesulitan bagi sang juara bertahan. Di set pertama, beberapa kali Murray harus berteriak mengungkapkan kekesalannya karena gagal meraih poin. Petenis kelahiran Skotlandia ini butuh 54 menit untuk menyudahi set pertama dengan 7-5.
Tak sampai di situ. Murray yang berhasil menang telak di set kedua, bahkan harus melepas set ketiga karena kalah 3-6.
Ini bukanlah kali pertama Murray dihadapkan pada situasi sulit. Dengan pengalaman dan kemampuan teknik yang memang lebih baik, Murray berhasil melewati tantangan Mayer. Di babak keempat, Murray akan menghadapi Florian Mayer dari Jerman.
"Saya merasa tidak melakukan servis dengan baik, seperti pada pertandingan pertama. (Karena) lapangan berbeda dan kondisi cuaca yang berbeda," aku Murray. Pada pertandingan pertama, kekasih Kim Sears ini bermain di Arthur Ashe Stadium, malam hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.