Penyesuaian ini harus dilakukakan mengingat semakin mepetnya waktu persiapan jelang Islamic Solidarity Games (ISG), 22 September-1 Oktober dan SEA Games Myanmar, 11-22 Desember.
“Mau tidak mau jadwal harus disesuaikan. Sebelum buka puasa waktu latihan dikurangi. Gantinya, setelah shalat tarawih kami latihan lagi, meskipun tetap tidak bisa lama-lama,” tutur pelatih nomor kyorugi (tarung), Fadly Potu, di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur, Jumat (19/7/2013).
Fadly mengaku, meski latihan menjadi tiga kali sehari, hasilnya tetap tidak bisa semaksimal latihan rutin biasa. Dari 16 atlet kyorugi, hanya dua atlet yang tidak menjalani puasa.
“Kami tidak bisa memaksa latihan speed sebelum buka puasa. Kalau tetap dilakukan pasti mereka langsung cari minum. Untuk pagi, hanya latihan ringan dan stretching. Latihan sore lebih pada teknik dan taktik. Sedangkan latihan malam lebih keras, (yakni) teknik, taktik, dan speed,” terang Fadly.
Latihan yang sama juga dijalani atlet nomor poomsae (jurus). Mereka kini tengah dipersiapkan untuk 8th World Taekwondo Poomsae Championship pada 31 Oktober-1 November 2013.
“Saat ini ada 12 atlet dan semuanya akan tampil di World Championship. Untuk SEA Games, paling banyak hanya enam atlet karena kelas yang dipertandingkan berkurang dari lima menjadi tiga,” tutur asisten pelatih poomsae, Laras Fitriana NS.
Thailand yang meraih delapan emas dan menjadi juara umum SEA Games 2011 adalah calon lawan terberat di Myanmar nanti. Selain itu, masih ada Vietnam dan Filipina yang juga kuat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.