"No Mercy" dari Chong Wei

JAKARTA, KOMPAS.com — Tunggal putra Jerman, Marc Zwiebler, mengaku sangat sulit untuk menghadapi gaya permainan Lee Chong Wei.

Zwiebler kalah dua game 15-21, 14-21 saat menghadapi pemain malaysia, Lee Chong Wei, di babak final turnamen Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013 di Istora Gelora Bung Karno, Minggu (16/6).

Meski berusaha memberi perlawanan, Zwiebler memang kalah kelas dibandingkan Chong Wei yang merupakan unggulan pertama turnamen ini. Chong Wei menguasai jalannya pertandingan melalui penempatan bola yang akurat dan smash yang sulit diantisipasi Zwiebler.

Seusai pertandingan, Zwiebler mengakui bahwa sangat sulit mengatasi gaya bermain lawannya. "Saya sendiri 110 persen ingin menang. Namun, dia memang sangat sulit dihadapi," kata Zwiebler.  "Permainannya sangat lengkap dan tak ada ampun," lanjutnya.

Menurut Zwiebler ia telah mencoba mengubah gaya bermain di game kedua, tetapi dengan mudah diantispasi lawannya. "Jadi saya memang terbawa permainan dia."

Meski begitu, Zwiebler mengaku pencapaiannya ke final sudah sangat luar biasa. "Ini lebih dari perkiraan saya. Saya sangat suka atmosfer istora dan penontonnya yang tak pernah saya temui di Eropa."

Menurut Zwiebler pula, saat ini sulit buat pemain-pemain Eropa untuk menandingi pemain tunggal putra Asia untuk menghadapi Olimpiade 2016. "Meski Lin Dan dan Chong Wei sudah beranjak tua, begitu pun saya. Sementara itu, para pemain muda negara-negara Asia sudah jauh lebih maju daripada negara Eropa."