JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagai pemain berpengalaman, Vita Marissa sudah mencapai tingkatan tertinggi bulu tangkis, bermain dan bertanding karena menikmatinya.
Sebagai pemain, Vita sebenarnya sudah memasuki masa senja dalam kariernya. Kelahiran Jakarta, 4 Januari, Vita tahun ini sudah memasuki usia 33 tahun. Namun, di lapangan, deretan angka tersebut seperti tak terlihat.
Di ajang Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013 ini, Vita turun di nomor ganda campuran bersama Praveen Jordan dan ganda putri bersama Aprilsasi Putri Lejarsar Variella atau Lala.
Vita sendiri mengaku tidak memasang target di kejuaraan ini. "Yang seharusnya memiliki target adalah para pemain pasangan saya. Mereka masih muda dan membutuhkan poin untuk mengejar peringkat. Apalagi kalau memang ingin masuk Olimpiade 2016," kata Vita.
Perbedaan usia dengan pasangannya yang cukup jauh membuat Vita lebih bersikap sebagai pembimbing. Lala baru berusia 23 tahun, sementara Praveen Jordan bahkan baru memasuki usia 20. "Saya memilih berpasangan dengan mereka, pertama-tama karena mereka memang masih muda usia. Saya melihat mereka punya impian, potensi, dan keinginan untuk mewujudkan impian itu," katanya.
Namun, semua impian dan potensi tersebut tidak akan berbuah prestasi jika tidak ada cara untuk mewujudkannya. "Seperti yang saya lihat pada Lala. Sebagai pemain, ia memiliki potensi dan ambisi besar, tetapi justru terlempar karena sistem," lanjut Vita. "Makanya, saya senang menjadi pendamping dia untuk mewujudkan keinginannya tersebut."
Di lapangan pun, Vita selalu bersikap memimpin sebagai playmaker. "Ya pasti, karena saya kan memang jam terbangnya lebih tinggi dan pernah menghadapi segala macam lawan. Saya yang lebih diharap membaca pertandingan," ungkap putri kelahiran Jakarta dari pasangan Aris Harsono dan Yulianawati ini.
Untuk mengimbangi kedua pasangannya, Vita tetap secara disiplin menjalani kehidupannya saat masih mendiami pelatnas Cipayung dulu. Ïa berlatih fisik setiap hari untuk menjaga kebugaran. "Di usia seperti ini, yang paling terasa adalah berkurangnya napas dan fisik yang cepat lelah. Makanya, saya berusaha secara tertib dan disiplin menjalani latihan."
Sejak setahun terakhir, Vita mengaku lebih menikmati pertandingan. "Sejak saya gagal lolos ke Olimpiade London 2012, saya memutuskan tidak akan gantung raket dan menjalani saja karier saya. Sekarang saya lebih merasa enjoy menjalani latihan dan pertandingan," kata Vita.
Dengan sikap ini pula, Vita dapat enjoy menjalani semua rutinitas bulu tangkisnya. "Bulu tangkis adalah hobi saya sehingga saya bisa menjalani dengan senang. Kalau tidak ada perasaan itu, mungkin sudah sejak lama saya sudah gantung raket."
Vita Marissa memang telah mengembangkan potensi dan merengkuh sebagian besar impiannya. Sebagai pemain ganda putri, ia pernah berpasangan dengan Liliyana Natsir menjadi juara Djarum Indonesia Open 2008. Kemudian di ganda campuran bersama Flandy Limpele, ia menjuarai Kejuaraan Asia serta lolos ke semifinal Olimpiade Beijing 2008. Ia juga pernah berpasangan dengan Nadya Melati di nomor ganda putri serta Muhammad Rijal dan Hendra Aprida Gunawan di nomor ganda campuran.
"Setiap pasangan memang memiliki karakteristik masing-masing. Tinggal bagaimana kita menyesuaikan diri saja dan mereka juga menyesuaikan diri dengan kita. Yang penting adalah output-nya harus prestasi. Kalau mentok, ya saya coba dengan yang lain," katanya.
Meski sering berganti pasangan, Vita berusaha untuk selalu intens berhubungan dengan para pemain yang dikenalnya. Di luar latihan atau pertandingan, ia sering pergi bersama dengan para pemain, termasuk yang masih di pelatnas.
"Saya selalu berhubungan atau berkomunikasi dengan para pemain itu, misalnya melalui BBM. Dengan Butet (Liliyana Natsir), saya malah masih sering jalan bersama. Mungkin karena perbedaan usia kami kan tidak terlalu jauh."
Bagi Vita, keluwesan bergaul dan kedekatan dengan para pemain dari segala usia ini akan menjadi sesuatu yang sangat menunjang bila pada saatnya nanti ia menggantung raket dan memilih profesi sebagai pelatih. Apalagi sejak Maret lalu, ia bergabung dengan PB Djarum. "Saya selalu berkaca pada masa lalu saya ketika awal mula bermain bulu tangkis. Saya bisa bermain dengan baik hanya bila saya bisa mengerti dan menyenangi pelatih saya. Itu saja."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.