Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Taufik di Ujung Karier

Kompas.com - 13/06/2013, 00:56 WIB

JAKARTA, Kompas.com — Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, meminta masyarakat menilai kariernya sebagai pemain secara utuh dan bukan hanya pada tahun-tahun terakhir.

Taufik Hidayat secara resmi menggantung raket, Rabu (12/6/2013) setelah dikalahkan pemain India, B Sai Praneeth, di babak pertama Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013.

Di hadapan ribuan pendukungnya di Istora Gelora Bung Karno, Taufik yang merupakan juara Olimpiade Athena 2004 ini menyerah dalam rubber game 21-15, 12-21, dan 17-21.

Para penonton jelas dan berhak kecewa karena Taufik mencanangkan Djarum Indonesia Open Super Series Premier (DIOSSP) 2013 ini sebagai ajang terakhir sehingga banyak yang berharap Taufik akan mempersiapkan diri secara maksimal.

Berdasarkan undian, Taufik diharap bertemu dan mungkin tersingkir di tangan dua lawan utamanya di masa lalu, Lin Dan atau Lee Chong Wei. Namun, Lin Dan yang diperhitungkan bertemu Taufik di babak pertama ternyata mengundurkan diri karena cedera sehingga kemudian orang berharap Taufik bertemu Chong Wei di babak kedua.

Di atas kertas, Taufik yang kini di peringkat 35 bukan lagi tandingan Chong Wei yang merupakan pemain peringkat satu dunia. Namun, pertemuan keduanya diharap akan menciptakan suasana dramatis di sela-sela DIOSSP di Istora GBK. Seperti yang diutarakan seorang wartawati Malaysia di konferensi pers seusai pertandingan. "Saya berharap akan terjadi pertemuan antara Taufik dengan pemain kami, Lee Chong Wei di Djarum Indonesia Open ini. Tetapi Taufik bermain terlalu buruk hari ini."

Taufik sendiri menanggapi pertanyaan ini dengan gurauan. "Saya bisa saja meminta Chong Wei melakukan pertandingan ekshibisi besok atau nanti saat Chong wei juga sudah pensiun. Tetapi nyatanya hari ini saya kalah," kata Taufik.

Ia juga meminta masyarakat tidak menilai dirinya buruk dengan membesarkan kekalahan ini. "Kenanglah saya dengan mengingat banyak hal yang telah saya berikan buat negara ini. Seperti saya juga mengingat  olahraga ini sebagai seuatu yang memberi banyak hal kepada saya dan saya melupakan semua hal ynag menyakitkan yang terjadi pada masa lalu."

Taufik Hidayat memang merupakan seorang pemain yang kontroversial dan tempramental. Ia pernah terlibat pertikaian dengan induk organisasinya, PBSI, dan bahkan memilih bermain untuk Singapura mengikuti pelatihnya, Mulyo Handoyo. Namun, Taufik juga pernah memberikan kebanggaan pada bangsa ini saat meraih medali emas Olimpiade 2004, menjadi juara dunia 2005, dan bersama rekan-rekannya membawa tim Piala Thomas Indonesia tak terkalahkan antara 1994-2002.

Tentang masa depannya di dunia bulu tangkis, Taufik mengaku telah bergerak dengan akademi bulu tangkis miliknya, Taufik Hidayat Academy. Namun, ia memilih tidak akan menjadi pelatih. "Saya sama sekali tidak punya hasrat dan kemampuan melatih. Saya bisa saja mengatakan menjadi pelatih, dan orang pasti  bersedia membayar mahal untuk itu, tetapi saya tidak mau berbohong, karena saya sudah merasakan sakitnya diperlakukan seperti itu."

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kata Montella Usai Bawa Turkiye Lolos 16 Besar Piala Eropa 2024

Kata Montella Usai Bawa Turkiye Lolos 16 Besar Piala Eropa 2024

Internasional
Esport: Pokemon Game Kartu Koleksi Hadir di Program Libur Sekolah

Esport: Pokemon Game Kartu Koleksi Hadir di Program Libur Sekolah

Sports
Taisei Marukawa Resmi Gabung Dewa United

Taisei Marukawa Resmi Gabung Dewa United

Liga Indonesia
Top Skor Euro 2024: Bobol Portugal, Striker Georgia Mikautadze Teratas

Top Skor Euro 2024: Bobol Portugal, Striker Georgia Mikautadze Teratas

Internasional
Hasil Venezuela Vs Meksiko 1-0: Diwarnai Penalti Gagal, La Vinotinto Menang

Hasil Venezuela Vs Meksiko 1-0: Diwarnai Penalti Gagal, La Vinotinto Menang

Internasional
Alasan Malik Risaldi Pilih Persebaya Saat Banyak Tawaran Klub Lain

Alasan Malik Risaldi Pilih Persebaya Saat Banyak Tawaran Klub Lain

Liga Indonesia
Como Incar Rekrutan Impian, Raphael Varane, Bersaing Banyak Klub

Como Incar Rekrutan Impian, Raphael Varane, Bersaing Banyak Klub

Liga Italia
22 Tahun Bertualang di Liga Indonesia, Kini Leonard Tupamahu Jadi Manajer PSS

22 Tahun Bertualang di Liga Indonesia, Kini Leonard Tupamahu Jadi Manajer PSS

Liga Indonesia
Indonesia Vs Laos: Garuda Fokus Taktik, Tetap Waspadai Lawan

Indonesia Vs Laos: Garuda Fokus Taktik, Tetap Waspadai Lawan

Liga Indonesia
Ekspresi Kecewa Ukraina Usai Gugur di Euro 2024 meski Punya 4 Poin...

Ekspresi Kecewa Ukraina Usai Gugur di Euro 2024 meski Punya 4 Poin...

Internasional
Jadwal Drawing Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Mulai 14.00 WIB

Jadwal Drawing Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Mulai 14.00 WIB

Timnas Indonesia
Hasil Ekuador Vs Jamaika 3-1: Gol Bunuh Diri dan Penalti Warnai Kemenangan La Tri

Hasil Ekuador Vs Jamaika 3-1: Gol Bunuh Diri dan Penalti Warnai Kemenangan La Tri

Internasional
Jadwal Timnas U16 Indonesia Vs Laos di Piala AFF U16 2024, Malam Ini

Jadwal Timnas U16 Indonesia Vs Laos di Piala AFF U16 2024, Malam Ini

Timnas Indonesia
Pesan dan Filosofi Willy Sagnol di Balik Georgia Kalahkan Portugal

Pesan dan Filosofi Willy Sagnol di Balik Georgia Kalahkan Portugal

Internasional
Portugal Vs Slovenia Sulit bagi Ronaldo dkk, Kekalahan dari Georgia Jadi Bukti

Portugal Vs Slovenia Sulit bagi Ronaldo dkk, Kekalahan dari Georgia Jadi Bukti

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com