JAKARTA, KOMPAS -
Ken mengukir waktu 14,67 detik, mempertajam rekor atlet Jawa Barat Rusmiyati (14,98 detik) pada 18 Juni 2011. Namun, catatan itu masih 0,43 detik di bawah batas minimal lolos Kejuaraan Dunia Remaja IAAF di Donetsk, Ukraina, 10-14 Juli.
Federasi Atletik Internasional (IAAF) menetapkan limit catatan waktu lari 100 meter gawang remaja putri adalah 14,55 detik. ”Tadi sempat ketar-ketir. Tetapi, waktu akan tampil lari, fokus saya hanya tampil bagus dan bisa finis. Saya tidak memikirkan hasilnya,” kata Ken seusai lomba.
”Saat latihan, pelatih terus memotivasi agar saya bisa menembus limit Kejuaraan Dunia,” ujar Ken. ”Namun, saya masih punya satu kesempatan untuk mengejar limit itu di Kejuaraan Remaja Asia Tenggara di Vietnam.” Kejuaraan Remaja Atletik Asia Tenggara berlangsung 4-8 Juni 2013 di Ho Chi Minh City,
Sebelum Kejurnas Yunior dan Remaja, Ken sebenarnya telah memecahkan rekornas 100 meter lari gawang remaja putri pada dua ajang, Juli 2012, yaitu Asian School di Surabaya (14,95 detik) dan ajang internasional di Rusia (14,84 detik). Namun, rekornas itu tidak diakui resmi karena tidak ada tes doping.
Pada hari pertama, DKI Jakarta teratas dalam pengumpulan medali (4 emas, 3 perak), diikuti Jawa Barat (3 emas, 4 perak, 1 perunggu) dan Nusa Tenggara Barat (2 emas, 2 perunggu). Sprinter nasional Safwaturrahman menyumbang satu emas 200 meter yunior putra untuk Nusa Tenggara Barat.
Hari pertama Kejurnas Yunior dan Remaja, kemarin, diwarnai insiden cedera serius pelari Nusa Tenggara Timur Mindi A Tahik. Ia terjatuh saat terlihat berlari bergerombol dengan pelari-pelari lainnya di 200 meter pertama nomor 3.000 meter remaja putri.
Setelah dirawat beberapa saat, Mindi dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Dr Mintohardjo, Jakarta.
”Ia mengalami patah tulang paha kiri dan harus dioperasi. Ia cedera parah. Butuh waktu berbulan-bulan untuk pulih,” kata Dr Ermita Ilyas dari Komisi Medis PB PASI.