Demikian dikatakan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo seusai rapat tentang Islamic Solidarity Games (ISG) III di kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Rabu (3/4).
Hadir dalam rapat itu, antara lain, pejabat dari Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Komite Olimpiade Indonesia, Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, serta panitia daerah ISG III.
Roy mengatakan, salah satu keputusan rapat itu adalah menunda pelaksanaan ISG III dari Juni ke Oktober 2013. Namun, hingga Rabu, tanggal pelaksanaan acara itu belum ditetapkan. ”Tadi (Rabu sore) adalah rapat untuk memastikan penundaan dan melakukan langkah konkret terkait penundaan itu,” ujarnya.
Roy memaparkan, ada dua masalah utama dalam penyelenggaraan ISG III. Masalah pertama adalah penyegelan Stadion Utama Riau oleh konsorsium kerja sama tiga BUMN yang menjadi kontraktor. Tiga BUMN itu adalah PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, dan PT Pembangunan Perumahan.
Penyegelan itu terjadi karena Pemerintah Provinsi Riau masih berutang kepada konsorsium. ”Ada tunggakan sekitar Rp 240 miliar,” tutur Roy.
Ia mengatakan, sebenarnya uang untuk melunasi tunggakan itu sudah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau. Namun, pencairan dana itu terhambat karena Gubernur Riau Rusli Zainal ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi PON Riau oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
”Dengan adanya status Pak Gubernur itu, tidak ada yang berani memutuskan pencairan dana tersebut. Jadi memang situasinya rumit,” ujar Roy.
Ia menegaskan, apabila utang itu belum lunas sampai Oktober, Stadion Utama Riau tak bisa digunakan untuk ISG. ”Kalau belum bisa dilunasi, ya pakai stadion yang lama,” katanya.