Murray, yang tampil penuh percaya diri, unggul pada set pertama karena servisnya yang mematikan plus forehand menyilang ke pojok daerah lawannya.
Di set kedua, Djokovic tetap tenang dan terus bermain sebaik mungkin. Petenis Serbia ini pun terus mengejar ke mana pun Murray mengarahkan bola. Meski tertinggal 3-5, Djokovic pantang menyerah dan bangkit merebut dua gim berikutnya guna menyamakan skor 5-5.
Sebaliknya, kehilangan dua angka terakhir untuk memenangi pertandingan membuat Murray terpukul. Petenis Skotlandia itu membanting raketnya hingga terpental jauh. Namun, kemudian dia bisa berkonsentrasi lagi ke pertandingan.
Djokovic kemudian berbalik unggul 6-5, tetapi Murray yang mengandalkan servisnya yang sangat bagus langsung membalas.
Tie-break
Pertandingan set ketiga bak antiklimaks karena Murray kesulitan berlari dan tidak lagi memaksakan diri untuk mengejar bola-bola lawannya. Alhasil, Djokovic pun unggul mudah 6-3 dan menyudahi pertandingan dalam 3 jam, 21 menit.
Bagi Djokovic, kemenangan itu adalah kemenangan kedua beruntun di China. Pekan sebelumnya, dia menjuarai turnamen Beijing Terbuka. Kemenangan itu juga membalas kekalahan
Sementara itu, setelah kekalahannya di semifinal dari Murray, petenis putra nomor satu dunia, Roger Federer, dalam jumpa pers menegaskan, siap memberikan apa pun agar dapat menyelesaikan tahun ini dengan menyandang status petenis nomor satu dunia.
”Untuk mencapai itu, perlu upaya sangat keras untuk memenangi turnamen di Basel, Paris, dan London. Saya akan berusaha, tetapi saya tetap rileks menyikapi itu. Saya akan memberikan apa pun yang saya bisa,” ujar Federer yang lahir di Basel, Swiss.