Pekanbaru, Kompas -
Sprinter putri Maryati (NTB) juga memecahkan rekor PON nomor lari gawang 400 meter putri yang telah bertahan 16 tahun.
Kuartet M Fatoniah, Sapwaturrahman, Fadlin, dan Iswandi mencatat waktu 40,17 detik. Rekor itu melampaui rekor PON atas nama tim estafet Jatim tahun 2000, yaitu 40,37 detik.
Di urutan kedua adalah tim estafet Jatim (40,76 detik), yakni Mohamad Rozikin, Heru Astriyanto, Yudi Dwi, dan Achmad Ali. Finis ketiga, tim estafet Bangka Belitung (Ropiansyah, Irwansyah Putra, Edi Ariansyah, dan Afrizal Setiawan) dengan catatan waktu 41,19 detik.
Tim Papua yang diperkuat peraih emas SEA Games 2011, Franklin R Burumi, finis keenam dengan waktu 41,72 detik. Sementara tim Jabar yang juga diperkuat peraih emas SEA Games 2011, Farrel Oktaviandi, finis ketujuh dengan waktu 42,15 detik.
”Tim estafet putra NTB dibentuk setahun lalu. Menurut penilaian PB PASI, tim estafet putra NTB cukup solid walau dari segi kemampuan perseorangan standar saja,” ujar pelari kedua NTB, Sapwaturrahman, yang berusia 18 tahun.
Di nomor lari gawang 400 meter putri, Maryati finis terdepan dengan pencapaian 1 menit 00,31 detik. Dia mengungguli Vira Melisa Hetari (Maluku), pemegang rekor nasional lari gawang 400 meter putri, dan Suyatmi (Sumsel). Catatan waktu Maryati mematahkan rekor PON milik Fera Igouge pada PON Jakarta 1996, yakni 1:00,71 detik.
Di estafet 4 x 100 meter putri, tim Jawa Timur merebut emas. Mereka lebih cepat daripada tim DKI dan tim Maluku.
Sementara Agustinus Mahuse (Papua) merebut emas lempar lembing putra dengan lemparan sejauh 64,84 meter.
Di cabang biliar, duet DKI Jakarta, Siauw Wieto dan Angeline M Ticoalu, meraih emas ganda campuran bola 10 di Bandar Seni Raja Ali Haji, Pekanbaru. Di final, mereka mengalahkan duo Kalbar, Budi Sumarno dan Sylviana.
Sementara di gulat, Kaltim digdaya di gaya greco-roman dengan meraih emas kelas 50 kg dan 60 kg. Di renang, Triadi Fauzi (Jabar) merebut emas dengan mengalahkan rekan setimnya, Glenn Victor, di nomor 50 meter gaya bebas putra.