Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diwarnai Kejanggalan, Lomba Renang Diminta Diulang

Kompas.com - 11/09/2012, 13:47 WIB

JAKARTA, Kompas.com - Keputusan hasil perlombaan renang PON XVIII Riau nomor 4x200 meter gaya bebas putra ditunda  karena adanya kejanggalan.

Dalam lomba yang berlangsung di Rumbai Sports Center, Minggu (9/9) sebelumnya, tim Jabar disebut merebut medali emas dengan tim DKI Jakarta dan tuan rumah Riau mendapat medali perak dan perunggu. Sementara tim Jawa Timur terkena diskualifikasi.

Namun hasil ini kemudian menimbulkan protes keras dari tim DKI yang menganggap lomba berjalan dengan banyak kejanggalan.

Kejanggalan berawal saat  perenang pertama Jawa Timur melakukan loncatan saat aba-aba bersiap sebelum start diberikan. Alih-alih menghentikan lomba, petugas perlombaan malah memberi starting signal yang menandakan lomba diteruskan.

Para perenang Jabar, DKI dan Riau yang masih terperangah dengan ulah perenang pertama Jatim bereaksi berbeda. Perenang Jabar langsung meloncat ke kolam diikuti perenang Riau. Sementara perenang DKI bereaksi paling lambat.

Saat itu pihak DKI langsung mengajukan protes dan meminta perlombaan dihentikan. Saat itu lomba berlangsung di bawah cemooh penonton yang juga meminta lomba dihentikan.

Namun pihak panitia mengaku mendapat kesulitan secara teknis karena tali yang biasanya dengan mudah dan cepat diturunkan untuk menghnetikan laju perenang justru disimpul mati.

Usai lomba, pihak DKI mengajukan protes resmi dan meminta perlombaan diulang. "Kami beranggapan ada kesalahan dari ofisial perlombaan dan seharusnya diperbaiki dengan mengulang lomba," kata manajer tim renang DKI, R. Nursyamsu.

Hal ini dibenarkan oleh pelatih tim renang DKI, Felix C. Sutanto. Menurut Felix dalam regulasi FINA, start lomba dinyatakan tidak sah apabila ada perenang yang bergerak atau meloncat lebih dulu. "Semua regulasi itu dibacakan oleh Felix waktu technical meeting dengan delegasi lain dan technical official renang PON," lanjut Nursyamsu.

Pihak Jabar menolak usulan pengulangan lomba dan tetap bertahan pada hasil lomba. "Ya mereka punya hak menolak karena kesalahan memang pada  technical official," ungkap Felix.

Pihak DKI kemudian mengajukan usulan agar tim DKI berenang sendiri dengan diambil waktu atau melakukan swim-off. "Bila hasilnya lebih baik dari waktu tim Jabar, maka kami mendapat emas, Jabar mendapat perak. Begitu pun sebaliknya,' kata Nursyamsu. "Atau lomba itu diulang."

Lagi-lagi Jabar menolak. Karena itulah kemudian terlontar  ide medali emas bersama dibagi antara Jabar dan DKI Jaya dengan medali perunggu diperoleh tuan rumah Riau. "Sekarang masih dibicarakan dan belum pada keputusan," kata Nursyamsu.

Namun pihak DKI meminta PB PON untuk tidak hanya mendiskualifikasi tim estafet Jatim. "Dari awal mereka memang berniat untuk merusak suasana lomba dengan merusak permainan mereka sendiri. Mereka meloncat mendahului aba-aba start dan kemudian berenang dengan lamban seperti orang swim down (pendinginan), "lanjut Nursyamsu.

Nursyamsu juga meminta perangkat perlombaan untuk mau terbuka dan mengakui bila ada perangkat mereka melakukan kesalahan. "Bahkan di lomba besar seperti SEA games dan Olimpiade saja kemungkinan human error itu bukan suatu hal yang tidak mungkin," kata Nursyamsu lagi.

Di nomor 4x100 meter gaya bebas putra ini jabar menurunkan perenang senior M. Idham Dasuki, Ricky Anggawijaya, Glenn Victor dan Triadi fauzi. Sementara tim DKI terdiri dari  empat perenang muda Putra M. Randha, Ramzy Widodo, Rodrick Luhur dan Alexis Wijaya Ohmar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Pengamat Tanah Air Bedah Kans Timnas U23 Indonesia di Semifinal

Timnas Indonesia
Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Uber Cup 2024, Indonesia Vs Hong Kong Tanpa Apriyani/Fadia

Badminton
Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com