Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mencari Kokpit Formula 1 Teraman

Kompas.com - 03/09/2012, 16:35 WIB

BELGIA, Kompas.com - Insiden kecelakaan di GP Belgia selain menyebabkan pebalap Perancis Romain Grosjean dilarang tampil satu kali, juga memicu perdebatan soal keamanan 'kokpit' jet darat itu.

Dalam kecelakaan itu, mobil Lotus milik Grosjean melayang ke udara dan melewati mobil Ferrari yang dikendarai pebalap Spanyol. Fernando Alonso.

Kecelakaan itu menghancurkan mobil Grosjean namun beruntung tidak mengenai kepala Alonso. Meski Alonso selamat, momen itu sangat menegangkan terutama bagi kru dan fans Ferrari.

"Kami sangat beruntung karena kepala Fernando (Alonso) tidak terkena," kata pimpinan tim Ferrari, Stefano Domenicali kepara sejumlah wartawan.

"Situasi itu sangat berbahaya karena mobil yang melayang itu hanya melintas beberapa sentimeter dari kepala Fernando. Kejadian itu membuat jantung kami berhenti berdetak untuk beberapa detik," tambah Domenicali.

Melindungi kepala pebalap dari insiden seperti itu dan puing-puing hasil tabrakan sudah lama menjadi pemikiran mendalam para pelaku balapan Formula 1.

Memang tidak ada lagi kematian pebalap di sirkuit sejak tewasnya pebalap Brasil, Ayrton Senna di Imola pada 1994 lalu.

Tetapi semua orang  yang menggeluti Formula 1 menyadari bahwa tragedi mengenaskan seperti itu sewaktu-waktu bisa saja terulang.

Pebalap Brasil lainnya, Felipe Masa pernah mengalami cedera kepala parah setelah terlibat kecelakaan di GP Hungaria 2009 lalu.

Masa bisa tertolong, namun tragedi itu seolah menjadi pengingat betapa berbahayanya balapan Formula 1 ini.

Tes kokpit

Untuk menghindari tragedi serupa Federasi Otomobil Internasional (FIA) melakukan sejumlah tes dengan menggunakan kokpit serupa dengan yang digunakan pesawat tempur.

FIA juga melakukan uji coba dengan menempatkan sebuah struktur logam di depan pengemudi untuk mengurangi efek benturan langsung ke arah helm, namun tetap mengandung risiko lain.

"Kami sedang mengerjakan sistem keselamatan terbaik. Dari semua yang sudah kami lakukan tetap mengandung masalah," kata Domenicali.

"Kami harus sangat berhati-hati. Kini kami bekerja dengan federasi untuk memberikan solusi terbaik," tambah Domenicali.

Kepala tim McLaren, Martin Whitmarsh setuju dengan perlunya pengembangan perlindungan tambahan. Namun menurut dia, kokpit tertutup bukan sebuah solusi.

"Anda bisa membuat sebuah gelembung kaca di atas kepala pebalap namun Anda tak bisa berasumsi bahwa itu adalah pelindung terbaik," kata Whitmarsh.

Dengan kokpit tertutup, lanjut Whitmarsh, harus dipertimbangkan adanya masalah-masalah lain yang akan timbul.

Masalah-masalah itu adalah berkurangnya pandangan pebalap, risiko saat mobil terbalik atau kokpit yang dipenuhi asap saat mobil terbakar.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Alasan Staf STY Pilih Nyanyi Indonesia Raya Saat Lawan Korea Selatan

Timnas Indonesia
Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Pelatih Uzbekistan Amati Indonesia, Garuda Tahu Cara Ladeni Tim Besar

Timnas Indonesia
Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com