Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Kuncinya Disiplin

Kompas.com - 24/07/2012, 16:30 WIB

KOMPAS.com - Setelah kegagalannya melaju ke final bulu tangkis Olimpiade Atlanta 1996, Susi Susanti kecewa dan sedih. Apalagi setelah melalui persiapan matang sebelumnya. ”Saya juga menangis. Namun, setelah itu saya bangkit lagi,” ujar Susi, mantan ratu bulu tangkis peraih gelar All England (1990, 1991, 1993, 1994) dan satu gelar kejuaraan dunia (1993), Jumat (20/7).

Tiada yang mengira, Susi, yang memiliki determinasi sebagai pemain tangguh nan tak terkalahkan, bakal terhenti di semifinal. Adalah musuh bebuyutannya, Bang Soo-hyun (Korsel), yang menjegalnya.

Di semifinal Olimpiade Atlanta, Susi kalah 9-11, 8-11 dari Bang. Tunggal putri Korsel itu begitu percaya diri menundukkan Susi—sebagai upaya membalas dendam atas kekalahannya dari Susi di final Olimpiade Barcelona 1992.

”Saya kesal dengan kekalahan itu,” ujar Susi. Namun, bukan Susi namanya jika dia tak kuasa cepat bangkit dari kekalahan.

Bagi mantan pemain dan peraih lima kali juara Piala Dunia Bulu Tangkis (1989, 1991, 1994, 1995, 1997), kekalahan itu bukan akhir dari segalanya. ”Dari kekalahan, saya belajar apa yang menyebabkan saya kalah. Saya harus belajar dan mengoreksi diri supaya pada pertandingan berikutnya saya bisa kembali menang,” ujar Susi yang sekarang ibu tiga anak itu.

Resep yang sering ia pakai adalah memiliki buku catatan pribadi tentang kelemahan dan keunggulan lawan. Sebagai petarung bulu tangkis sejati, sejak lama Susi memiliki buku catatan mengenai lawan dan rajin mengisinya. Catatan itu tidak melulu mengenai lawan tangguh yang cukup merepotkannya saja, tetapi juga catatan pemain yang dia prediksi bakal muncul sebagai pemain tangguh.

Dengan buku ”primbon” itu, Susi mempelajari kekuatan lawan sebelum bertarung. ”Catatan itu memudahkan saya menghadapi lawan, selain kesiapan saya sendiri,” ujar peraih medali emas tunggal putri di Olimpiade Barcelona 1992 itu.

Faktor lain yang wajib dimiliki petarung sejati adalah kemampuan bangkit dan tetap tenang ketika kehabisan napas atau saat-saat kritis. Menurut Susi, itu adalah bagian dari mental bertanding, fighting spirit.

Dia mencontohkan kala bertemu musuh yang sangat merepotkan, Bang Soo-hyun, di Korea Terbuka. Melawan Bang di semifinal, Susi selalu dicurangi juri lapangan. Mentalnya pun jatuh, tetapi Susi tetap tenang hingga akhirnya unggul.

Itu semua dapat dimiliki dengan kata kunci disiplin. Seorang pemain harus betul-betul berlatih dan menyiapkan diri dengan baik dan disiplin sehingga dia dapat dengan yakin mengetahui kemampuan dirinya.

”Saya bisa karena terbiasa,” ujarnya.

Kepada pemain bulu tangkis muda Indonesia, Susi pun berpesan agar mereka jangan mudah patah arang.

Pebulu tangkis Indonesia kini selalu dengan mudah jatuh mentalnya, bahkan sebelum turun ke lapangan. Itu biasanya terjadi kala pemain tersebut bakal bertemu pemain tangguh dari China atau Korsel. Susi melihat, kelemahan lain pemain muda saat ini adalah sangat cepat puas diri.

”Saya berharap pebulu tangkis Indonesia mau terus belajar dari kekalahan. Disiplin dalam berlatih dan belajar memperbaiki diri,” ujar pemain yang masuk Hall of Fame IBF 2004 dan 100 Olimpian dan Paralimpian Terbesar yang pernah ada dan diterbitkan Panitia Olimpiade London 2012 itu. (HLN/IVV)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

    Parma Promosi, Buffon dan Dino Baggio Beri Ucapan Menyentuh

    Liga Italia
    5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

    5 Poin Penting dari Jumpa Pers STY-Rio Fahmi Jelang Irak Vs Indonesia

    Timnas Indonesia
    Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

    Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

    Liga Champions
    Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

    Piala Asia U23 2024: Irak Mata-matai Timnas Indonesia, Waspada Pemain dari Eropa

    Timnas Indonesia
    Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

    Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

    Bundesliga
    Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

    Hasil Dortmund Vs PSG 1-0: Gol Fullkrug Bawa BVB Menang

    Liga Champions
    Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

    Parma Kembali ke Serie A Sementara Jay Idzes Cetak 2 Gol bagi Venezia

    Liga Italia
    Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

    Borneo FC Singgung Wasit, Alarm Bahaya Jelang Babak Championship Series

    Liga Indonesia
    Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

    Perbasi DKI Jakarta Terus Lakukan Perbaikan demi Prestasi

    Sports
    Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

    Bali United Harap Jadwal Pasti Championship Series untuk Lawan Persib

    Liga Indonesia
    Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

    Jadwal Siaran Langsung Timnas Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23 2024

    Timnas Indonesia
    Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

    Eksklusif UFC 301: Drakkar Klose Siap Vs Joaquim Silva, Bertarung demi Keluarga

    Sports
    Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

    Hasil Piala Thomas 2024: Leo/Daniel Menang, Indonesia Jadi Juara Grup C

    Badminton
    Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

    Hasil Piala Thomas 2024: Jonatan Bawa Indonesia Balik Unggul 2-1 atas India

    Badminton
    Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

    Indonesia Vs Irak, Ketika STY Minta AFC Hormati Semua Tim dan Pemain

    Timnas Indonesia
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com