Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andai Saja Tiada Zhan Jian...

Kompas.com - 18/04/2012, 03:34 WIB

Dua puluh tahun berlalu, lompatan waktu yang tidak pendek, sejak Olimpiade Barcelona 1992, Indonesia tak lagi menghadirkan wakilnya di olimpiade. Pengurus Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia sudah berganti kepemimpinan, sejak 1992, sebanyak lima kali, dari Ali Said (alm) sampai kini Tahir. Prestasi tenis meja di ajang regional dan internasional pun kian terpuruk.

Di Barcelona, Indonesia menyertakan tiga pemain, yaitu Anton Suseno (tunggal putra), serta Rossy Pratiwi Dipoyanti dan Ling Ling Agustin (tunggal dan ganda putri). Khusus Anton, dia mempersulit lawan tangguh dari Swedia, peringkat ke-14 dunia saat itu, Mikael Appelgren, di penyisihan grup. Ia menyerah dua set langsung, tetapi dengan angka ketat, 20-22, 18-21.

Tak banyak komunitas tenis meja nasional menyadari, dua bulan lalu, Indonesia nyaris meloloskan salah satu pemainnya lewat nomor tunggal putra ke Olimpiade London tahun ini. Dia Ficky Supit Santoso, yang adalah putra mantan petenis meja nasional, Sinyo Supit.

Andai saja tidak ada Zhan Jian, pemain naturalisasi Singapura, Ficky sudah mengikuti jejak Anton ke olimpiade. Di final yang dilangsungkan di Bangkok, Thailand, awal Februari lalu, Ficky menyerah pada Zhan Jian.

Sebelum ke final, Ficky lebih dulu melewati hadangan Chaisit Chaitat (Thailand), Ting Ledesma (Filipina), dan Nikom Wongsiri (Vietnam). Prestasi Ficky, pemain berusia 22 tahun dari Kediri ini, patut dibanggakan. Mengingat, dalam kesenjangan pembinaan tenis meja nasional, masih ada pemain-pemain yang berpotensi untuk menjadi yang terbaik, minimal, di kawasan ASEAN.

”Saya telah berjuang maksimal, tetapi ada Zhan Jian yang belum lama masuk warga negara Singapura sehingga langkah saya tertahan,” kata Ficky. Zhan Jian adalah mantan pemain nasional China. Dia terakhir kali membela China di arena internasional tahun 2002.

Sesuai regulasi Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) pada butir 4.05.01,03.03, antara lain, berbunyi, ”Seorang pemain yang berpindah warga negara baru bisa membela negara barunya setelah dia melewati tiga tahun membela negara sebelumnya”. Dalam hal Zhan Jian, dia sudah pantas memperkuat Singapura karena terakhir kali membela tim China pada 2002.

Ketua Bidang Pembinaan PTMSI Deddy Kurniawan sudah menghubungi Sekjen SEATTA Chan Foong Keong dari Malaysia. Chan Foong Keong mengatakan bahwa Zhan Jian sah membela Singapura di kualifikasi olimpiade zona ASEAN di Bangkok. ”Menurut Mr Chan, tampilnya Zhan Jian tidak melanggar peraturan,” kata Deddy.

Impian tenis meja ke Olimpiade London, sesuai target Ketua Umum PTMSI Tahir, empat tahun lalu, akhirnya tak terpenuhi. Namun, dengan kerja keras dari pengurus baru yang terpilih lewat kongres luar biasa, Desember 2011, prestasi tenis meja masih bisa diperbaiki, setidaknya menghadapi SEA Games Myanmar 2013.

Semua ini akan berhasil jika adanya sikap kepemimpinan dan kontrol yang kuat dari Tahir, serta dukungan dan implementasi semua program oleh pengurus provinsi. Tanpa adanya pembinaan berjenjang dan kompetisi yang terarah, mulai dari pengprov sampai tingkat nasional, maka Tahir hanya akan mencatat sejarah sebagai orang pertama yang pernah memimpin PTMSI sebanyak tiga periode berturut-turut tetapi meninggalkan ”catatan hitam” bagi prestasi tenis meja Indonesia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Hasil PSG vs Dortmund 0-1 (agg. 0-2): Die Borussen Tembus Final Liga Champions

Liga Champions
Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming PSG Vs Dortmund, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

DXI Community Camp, Rumah Komunitas Pencinta Olahraga Ekstrem Jalin Relasi

Sports
Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Perjalanan Berliku Persija di Liga 1, Thomas Doll Ungkap Penyebabnya

Liga Indonesia
Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Eks Juventus Ingin Juara di Persib, Tak Sabar Tampil di Championship Series

Liga Indonesia
Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Persija Putuskan Absen, PSM Ikut ASEAN Club Championship 2024-2025

Liga Indonesia
Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Seputar Stade Leo Lagrange yang Dikritik STY: Saksi Gol Historis, Tersebar di Penjuru Perancis

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Indonesia Vs Guinea: Amunisi Baru Garuda Tiba di Paris, Yakin ke Olimpiade

Timnas Indonesia
5 Momen 'Buzzer Beater' Historis di Playoff NBA

5 Momen "Buzzer Beater" Historis di Playoff NBA

Sports
Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih 'Panas' dari Sang Gajah...

Indonesia Vs Guinea, Saat Garuda Lebih "Panas" dari Sang Gajah...

Timnas Indonesia
Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Piala Asia U17 Putri 2024: Claudia Scheunemann dkk Tingkatkan Kecepatan

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Indonesia Vs Guinea: Tantangan Persiapan 72 Jam

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Persib Tatap Championship Series, Gim Internal untuk Jaga Kebugaran

Liga Indonesia
PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

PSG Vs Dortmund: Enrique Tebar Ancaman, Ingin Cetak 2 Gol dalam 3 Detik

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com