Jakarta, Kompas -
Pelatnas dibuka oleh Ketua Umum Pengurus Besar Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (PB Forki) Hendardji Soepandji, Senin (2/4), di Gedung C, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Peserta pelatnas sebanyak 36 karateka yang terdiri dari 14 karateka untuk nomor kata dan 22 karateka pada nomor kumite.
Mereka merupakan hasil dari seleksi nasional karate PB Forki yang digelar di Gedung C, Gelora Bung Karno, pada bulan Maret lalu.
Hendardji mengutarakan, pelatnas SEA Games sengaja dimulai lebih cepat untuk mempertahankan gelar juara umum SEA Games 2013 nanti. Pada SEA Games 2011 di Jakarta dan Palembang lalu, karate merebut 10 medali emas.
Hendardji melanjutkan, latihan yang paling penting adalah latihan fisik. Dengan fisik yang baik, para karateka lebih mudah mengikuti tahap-tahap latihan.
”Makanya, setelah ini langsung diadakan tes fisik untuk mengetahui sejauh mana kesiapan fisik setiap karateka. Karateka yang belum dipanggil masuk pelatnas bisa dipanggil bila prestasinya bagus,” kata mantan Komandan Puspom TNI itu.
Menurut Hendardji, PB Forki tetap memulai pelatnas SEA Games 2013 meskipun belum mendapat SK dari Dewan Pelaksana Prima maupun dari KONI Pusat. Dengan demikian, pelatnas karate sudah dimulai tanpa mendapat dana dari pemerintah. Dukungan dana antara lain berasal dari BRI.
Sebelumnya, kata Hendardji, yang merupakan salah satu bakal calon Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 itu, BRI juga telah memberikan dukungan dana.
”Tahun ini mereka sudah sepak untuk memperpanjang MOU dengan PB Forki guna memperpanjang pemberian dukungan dana tersebut. Jadi, kami yang membuat program latihan hingga program uji cobanya. BRI yang menentukan layak tidaknya program tersebut kami realisasi,” tegasnya.
”Jadi, PB Forki tidak melangkahi wewenang Dewan Pelaksana Prima ataupun KONI Pusat. Ada SK atau tidak, pelatnas karate tetap harus jalan. Ini soal kehormatan bangsa. Jangan sampai gagal jadi juara umum SEA Games,” tegasnya.