Bahkan dalam kondisi sakit gejala flu, James tetap tampil menawan. Ia membukukan skor tertinggi di laga ini dengan 31 poin. Ia juga membikin 8 rebound dan 8 asis. Adapun Bryant mencetak 24 poin, 14 di antaranya diraih pada kuarter keempat.
Rekan setim James, Chris Bosh, meraih 15 poin untuk Heat. Mengenai energi James yang tetap menyala meski sedang tidak enak badan, Bosh berujar, ”Kita tidak menduga ada sesuatu yang salah dengannya.”
”Beberapa kali saya merasa sangat lelah. Beruntung ada time out. Saya merasa seperti saya bisa membantu tim. Jika saya di lapangan, saya berusaha memberikan semua yang saya punya agar bisa menang,” katanya.
Heat masih tanpa Dwyane Wade, yang belum pulih dari cedera engkel. Hingga akhir kuarter kedua, Heat belum terancam dan memenangi paruh laga, 52-37.
Sebaliknya pada dua kali sepuluh menit pertama ini, Bryant hanya mampu meraih enam poin dan ini menjadi salah satu faktor kekalahan Lakers. Pau Gasol mencetak 26 poin, tertinggi untuk Lakers.
Seperti biasa, jika James dan Bryant bertemu pada satu laga, orang-orang akan melabeli pertandingan dengan James versus Bryant. Ditambah dengan laga ini, James unggul 11-5 gim atas Bryant, sejauh ini.
James membantah soal pelabelan tersebut. ”Tidak pernah terjadi antara saya dan Kobe. Saya di liga ini cukup lama dan saya tidak harus membuktikan apa pun kepada Kobe. Sebaliknya ia (Kobe) juga tidak harus membuktikan apa pun kepada saya,” ujarnya.
Dalam rata-rata perolehan skor, Bryant masih berada di peringkat pertama dengan 30,8 poin per gim. Ia lebih produktif dibandingkan James.
Atas kekalahan timnya, Pelatih Lakers Erik Spoelstra menyebut Shane Battier sebagai pemain terdisiplin di Heat dan hampir tidak berbuat salah. Battier terus menjaga dan menekan Bryant dengan ketat hingga sulit berkutik.