Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kalah, Nalbandian Kecam Wasit

Kompas.com - 18/01/2012, 22:46 WIB
A. Tjahjo Sasongko

Penulis

MELBOURNE, KOMPAS.com — Petenis Argentina, David Nalbandian, mengecam wasit dengan sebutan "bodoh", setelah menolak permintaannya untuk menggunakan video tayangan ulang, menjelang akhir pertandingan selama empat jam 41 menit, yang berakhir dengan kekalahannya dari John Isner.
     
Nalbandian mengatakan kalau sang wasit, Kader Nouni dari Perancis, tidak mampu menjadi wasit untuk pertandingan grand slam putra tersebut. Pertandingan yang berlangsung lima set itu berakhir dengan skor 4-6, 6-3, 2-6, 7-6 (7/5), 10-8.
    
"Maksud saya, sungguh memalukan memainkan turnamen semacam ini, dengan wasit seperti itu. Apa ini? Mengapa ATP melakukan hal ini?" kesal Nalbandian.
    
"Saya tidak mengerti situasi ini, break point 8-8. Maksud saya, dapatkah Anda menjadi bodoh untuk melakukan hal itu di momen tersebut?"
    
Memegang break point 8-8 pada set penentuan, Nalbandian, mantan petenis 10 besar dunia dan juara kedua Wimbledon 2002, meminta tayangan ulang "Hawk-Eye", ketika sang wasit menolak kesalahan Isner saat melakukan servis.
    
Namun, Nouni mengatakan kalau dirinya "sudah terlambat" untuk mengabulkan keberatan Nalbandian, yang berargumen dengan wasit selama beberapa menit dan memanggil pengawas pertandingan ke lapangan.
    
Bagaimanapun, Nalbandian telah diberitahu kalau penggunaan Hawk-Eye merupakan kebijaksanaan wasit—dan ia kalah dalam game tersebut, dan kemudian kalah pada 99 menit yang menentukan dengan akhir yang buruk.
    
"Maksud saya, apa yang wasit butuhkan, pers? Nama? Ada (di surat kabar) besok? Hebat," ucapnya. "Apa pun, saya tidak kalah pada hal itu, tetapi itu adalah situasi yang sangat buruk. Itu benar-benar menakjubkan."
    
Kontroversi tersebut mewarnai tontonan memikat yang diperlihatkan kedua petenis itu, yang memainkan lima set yang sangat seru.
    
Isner, unggulan kelima asal Amerika Serikat, juga terlibat pada pertandingan terpanjang dalam sejarah grand slam, yakni pada pertandingan di Wimbledon 2010, ketika ia menang 70-68 pada set kelima.
    
Nalbandian (30) pernah memainkan permainan khasnya yang meletihkan selama lima set, dan mengalahkan petenis Australia, Leyton Hewitt, pada pertandingan yang berlangsung selama empat jam 48 menit di Australia Terbuka tahun lalu—sebelum mengundurkan diri di pertandingan berikutnya.
    
Petenis Argentina ini menambahkan bahwa "tidak diragukan" lagi kalau Nouni tidak layak memimpin pertandingan grand slam, dan ia tertawa ketika tahu kalau sang wasit kerap memimpin pertandingan putri. "Mereka melakukan servis terlalu lambat untuk orang-orang seperti ini," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Bayern Vs Madrid: Drama 4 Gol dan 2 Penalti, Dua Raksasa Imbang

Hasil Bayern Vs Madrid: Drama 4 Gol dan 2 Penalti, Dua Raksasa Imbang

Liga Champions
Kesulitan Pelatih Persib soal Championship Series Liga 1 Ditunda

Kesulitan Pelatih Persib soal Championship Series Liga 1 Ditunda

Liga Indonesia
Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Link Live Streaming Bayern Vs Madrid, Kickoff 02.00 WIB

Liga Champions
Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Jadwal Final dan Perebutan Peringkat Ketiga Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Indonesia Kalah dari Uzbekistan, VAR Tak Bisa Disalahkan

Timnas Indonesia
Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Perjuangan PSS Lolos Degradasi Bekuk Persib, Sang Penentu Emosional

Liga Indonesia
Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Erick Thohir Sebut Calvin Verdonk-Jens Raven dalam Proses Naturalisasi

Timnas Indonesia
PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

PSS Vs Persib, Saat Pelapis Maung Kandas 10 Pemain Elang Jawa

Liga Indonesia
Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Indonesia Vs Uzbekistan: Jangan Kecilkan Perjuangan Garuda, Tetap Dukung

Timnas Indonesia
Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Tim Piala Uber Indonesia Siap Hadapi Jepang dengan Kekuatan Penuh

Badminton
Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Hasil Lengkap Liga 1: RANS Nusantara Jadi Tim Terakhir yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Hasil Persija Vs PSIS 2-1, Macan Kemayoran Sukses Menang di Kandang

Liga Indonesia
Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Hasil PSS Vs Persib, Maung Bandung Kalah, Super Elja Selamat

Liga Indonesia
Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Kiper Keturunan Belanda Maarten Paes Resmi Jadi WNI

Liga Indonesia
Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Irak Yakin Bisa Kalahkan Timnas Indonesia demi Olimpiade Paris

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com