KOMPAS.com - Musim 2012 ini, MotoGP akan menggunakan mesin 1.000 cc, setelah lima tahun menggunakan mesin berkapasitas 800 cc. Tentu saja hal ini akan memunculkan berbagai reaksi seperti pernah terjadi ketika ada perubahan dari 990 cc ke 800 cc, pada 2007.
Berikut bagaimana reaksi dari setiap tim pabrik mengenai perubahan yang terjadi dari 990 cc ke 800 cc di awal musim 2007.
Ducati:
Ducati, yang memutuskan untuk kembali ke desain mesin 'screamer' pada 2007, membuat kejutan besar. Para rivalnya kaget dengan performa mereka, karena Ducati mampu mencapai top-speed dan sulit ditaklukkan pada awal musim itu.
Empat Ducati memimpin grafik kecepatan pada seri pertama (Qatar), dengan motor terbaik berikutnya adalah Dani Pedrosa (Honda), 7 kilometer per jam dari top. Tercepat di Yamaha hanya berada di posisi ke-13 dan tertinggal 15 kilometer per jam dari Ducati tunggangan Casey Stoner.
Stoner akhirnya merengkuh gelar juara dunia untuk pertama kalinya bagi diri sendiri dan Ducati. Dalam perjalanan merengkuh trofi itu, pebalap Australia tersebut memenangkan 10 seri.
Akan tetapi, rekan setimnya Loris Capirossi, hanya ada di peringkat ketujuh klasemen akhir. Kemenangan Capirossi di Motegi merupakan satu-satunya kemenangan Desmosedici era mesin 800 cc yang bukan ditunggang Stoner.
Kesuksesan Stoner itu pun menjadi untuk pertama kalinya bagi pabrik ban Bridgestone, setelah Michelin terus merajai arena balapan kelas 500 cc/MotoGP sejak 1991. Ducati mulai beralih ke Bridgestone pada 2005.
Yamaha:
Meskipun Valentino Rossi dan Yamaha memenangkan empat balapan, tetapi mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berjuang melawan mesin dan persoalan ban.