Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simoncelli, Maafkan Saya karena Berdebat denganmu...

Kompas.com - 28/10/2011, 21:48 WIB

KOMPAS.com — Marco Simoncelli sudah beristirahat selamanya di tanah kelahirannya, Coriano, Italia. "Super Sic" telah dimakamkan pada Kamis (27/10/11) sore, setelah diadakan prosesi penguburan yang dihadiri keluarga, teman-teman, dan para rivalnya, serta disaksikan secara langsung oleh ribuan fans melalui layar lebar di luar gereja.

Pebalap berusia 24 tahun ini tewas dalam kecelakaan maut di Sirkuit Sepang, Malaysia, Minggu (23/10/2011). Kisah tragis ini datang hanya sepekan setelah dia mencatat prestasi tertinggi dalam kariernya di arena MotoGP, yaitu naik podium nomor dua di GP Australia.

Simoncelli, juara dunia kelas 250 cc tahun 2008, hampir menyelesaikan musim keduanya di kelas premier, dan dia telah menandatangani perpanjangan kontrak dengan tim yang diperkuat pabrik Honda, Gresini, untuk musim 2012. Akan tetapi, takdir berkata lain. Dua seri menjelang akhir musim 2011, dia harus meninggal secara tragis.

Saat balapan GP Malaysia baru berlangsung dua lap, dia jatuh di Tikungan 11. Sialnya, saat jatuh akibat kehilangan grip depan, Simoncelli justru meluncur ke jalur milik Colin Edwards dan Valentino Rossi sehingga kecelakaan horor itu tak terhindarkan. Motor Edwards dan Rossi menghantam Simoncelli yang kemudian langsung terkapar dan beberapa saat kemudian dinyatakan meninggal akibat cedera parah pada kepala, leher, dan dada.

Saat pemakaman, sesama rekan pebalap Simoncelli turut hadir. Ada Rossi, yang merupakan teman dekat Simoncelli; ada juga Giacomo Agostini, Loris Capirossi, Andrea Dovizioso, dan Mattia Pasini, serta Jorge Lorenzo, Randy de Puniet, dan Toni Elias.

Menurut La Gazzetta dello Sport, Lorenzo cukup terpukul dengan tewasnya "Si Jabrik" yang gaya balapnya penuh kontroversi, tetapi menjadi daya tarik MotoGP. Terlebih lagi, dia sempat beradu mulut dengan Lorenzo karena persoalan gaya membalap "Si Jabrik" yang terlalu agresif.

Saat menandatangani buku kenangan tentang Simoncelli, juara dunia MotoGP 2010 tersebut menulisnya dengan kata-kata: "Saya akan selalu mengingatmu. Maafkan saya karena pernah bertengkar denganmu."

Rossi pun menandatangani buku kenangan itu dan hanya menulis singkat "Saya merindukanmu", sedangkan rival lama Simoncelli, Dovizioso, menulis "Kamu begitu kuat dan selalu mendorong saya untuk lebih cepat lagi."

Hadir juga para anggota tim Gresini, termasuk prinsipal tim, Fausto Gresini, dan rekan setim Simoncelli, Hiroshi Aoyama; plus juara kelas 500 cc tahun 1999, Alex Criville, juara bertahan WSS, Chaz Davies; bos HRC Shuhei Nakamoto dan Livio Suppo. Dari tim Ducati ada Claudio Domenicali, Filippo Preziosi, dan Vittoriano Guareschi. Ada pula CEO Dorna Carmelo Ezpeleta, Presiden FIM Vito Ippolito, dan Dr Claudio Costa dari Clinica Mobile.

Selama upacara pemakaman, helm Simoncelli, yang terlepas saat kecelakaan tragis itu, diletakkan di atas peti mati, di samping karangan bunga. Sementara itu, motor Gilera 250 cc dan Honda RC212V ada di kedua sisinya.

Sebagian besar pelayat, termasuk keluarga dan pacar Simoncelli, mengenakan pakaian kasual. Para anggota paduan suara selama prosesi tersebut menyanyikan beberapa lagu favorit Simoncelli. Sementara itu, ribuan fans yang menyaksikan upacara lewat televisi layar lebar di luar gereja. Sebagian besar dari mereka mengenakan kostum bertuliskan 'Ciao Marco', atau mengenakan kostum dengan angka 58, yang merupakan nomor kebesaran Simoncelli.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com