Dengan menjadi juara di Aragon Grand Prix, Stoner menambah 25 poin dalam perbendaharaannya. Adapun Jorge Lorenzo yang finis di urutan ketiga hanya mampu menambah 16 poin sehingga selisih poin keduanya menjauh, dari semula 35 poin menjadi 44 poin.
Dengan tiga seri yang tersisa, Stoner membutuhkan dua kemenangan untuk memastikan diri menjadi juara, dengan asumsi Lorenzo menjadi runner-up. Namun, jika Lorenzo kembali finis di urutan ketiga pada Australia GP lima pekan mendatang, kemenangan Stoner dapat membuat pebalap Australia itu merayakan gelar juara di kampung halamannya.
Di sisi lain, Lorenzo bakal semakin sulit mengejar Stoner untuk memperebutkan gelar juara. Jika Lorenzo memenangi ketiga seri yang tersisa dan Stoner finis di urutan kelima secara berturut-turut, Stoner tetap akan menjadi juara musim 2011. Hanya kecelakaan dan absennya Stoner yang membuat Lorenzo mempertahankan gelar juara.
Meskipun sudah di ambang juara, Stoner mengatakan dirinya masih harus berjuang keras untuk memenangi tiga seri terakhir. Dirinya tidak akan lengah sampai benar-benar menjadi juara.
”Aku masih harus berjuang keras untuk menjadi juara. Aku tidak boleh melakukan kesalahan apa pun dan menyia-nyiakan kerja keras semua anggota tim,” kata Stoner.
Sementara itu, Dani Pedrosa yang sempat absen beberapa seri karena cedera mulai mewujudkan ambisinya untuk mengakhiri musim 2011 dengan menempati posisi tiga besar. Di Sirkuit Aragon, Pedrosa yang finis di urutan kedua mampu memperkecil selisih poin dari rekan setimnya, Andrea Dovizioso, dari 35 poin menjadi 15 poin. Dovizioso gagal finis di seri ini karena terjatuh.
Meskipun start di posisi terdepan, Stoner justru tercecer di urutan ketiga setelah tikungan pertama. Pebalap tim Yamaha, Ben Spies, yang start di urutan ketiga berhasil menyodok ke urutan pertama, diikuti Pedrosa, Stoner, dan Lorenzo.
Namun, Stoner dapat melewati Pedrosa dan Spies di putaran kedua. Pedrosa kemudian juga melewati Spies dan menguntit di belakang Stoner sampai ke finis.