Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iverson Ingin Kembali ke NBA

Kompas.com - 22/07/2011, 17:48 WIB

KOMPAS.com - Allen Iverson, yang dua kali meraih penghargaan MVP NBA, mengatakan bahwa ia siap menjadi pemain pengganti dan jadi pebasket yang patut di contoh, jika diizinkan bermain lagi di NBA. Dia yakin masih memiliki kemampuan untuk bermain di level tinggi.

Dalam kariernya, Iverson pernah menjadi pemain muda terbaik NBA, dan berada di peringkat enam pencetak skor terbanyak sepanjang masa, serta termasuk lima besar shooting guard di NBA (menurut ESPN). Meskipun demikian, jasanya pernah tidak diinginkan.

Pada musim 2009/2010, Iverson dikontrak Philadelphia 76ers, tim yang pernah ia bawa ke final NBA 2001. Pada saat itu, dia jarang sekali dimainkan dan hanya menjadi cadangan saja, sehingga membuatnya marah.

Iverson dibangkucadangkan karena ia tidak dapat bermain seperti dulu. "Padahal saya masih percaya punya kemampuan untuk bermain di level tertinggi seperti dulu, dan saya mengerahkan semua tenaga saya untuk mencapainya itu," ujar Iverson. "Saya hanya ingin bermain seperti yang organisasi (NBA) ini inginkan."

Sikapnya yang buruk dan terkenal dengan sebutan "BadBoys", membuatnya hengkang dari liga basket tertinggi itu. Ia kemudian memutuskan untuk bergabung dengan klub Besiktas Cola Turka. Harapannya sangat besar untuk bermain sebagai starter di sana, dan itu terwujud. Tetapi, keahliannya yang termakan usia membuatnya tidak bisa bicara banyak di Turki. Misalnya saja pada pertandingan debutnya, tim yang ia bela harus mengaku kalah kepada klub Serbia, Hemofarm.

"Semua orang merasa pantas bagi saya untuk dicadangkan. Saya berani mengatakan seperti itu karena hal seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya pada saya, dan ini merupakan hal yang baru. Jelas saya tidak tahu cara mengatasinya. Namun, untuk kembali ke panggung terbesar (NBA) merupakan kebahagian tersendiri dan saya merasa punya beberapa tahun lagi sebelum pensiun," ungkap Iverson, pebasket yang pernah kuliah di Georgetown.

"Sangatlah sedih ketika kita cuma bisa duduk dan menonton pertandingan sepanjang musim. Jelas itu hal yang sangat berat bagi saya. Sekarang, saya akan mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk kembali ke panggung NBA," tegasnya.

Jika kita membandingkan Iverson dengan teman seangkatannya saat ia di draft pada 1996, sangatlah ironis. Beberapa nama masih menghiasi NBA, seperti Marcus Camby, Kobe Bryant, Ray Allen, dan Steve Nash.

Selama tidak bermain di NBA, Iverson banyak mendapatkan pelajaran hidup yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya, yaitu 'kurva kehidupan'. Bermain di NBA selama 15 musim, tidak pernah sekalipun ia melirik pada kurva kehidupan itu. Iverson hanya mengandalkan bakat (kecepatan) yang ia punya dan menjadi sombong karenanya. Kini seiring bertambah umurnya, ia 'tobat'.

"Sekarang saya memiliki etos kerja yang berbeda dengan dulu dan ini disebabkan saya yang semakin dewasa," katanya.

Pebasket yang pernah bermasalah dengan salah satu pelatih NBA, Larry Brown, kini menjelaskan bahwa ia tidak sama seperti dulu. "Saya sudah tidak secepat dulu dan juga tidak selincah dulu, tapi saya masih bisa mengimbangi para pebasket muda dan masih punya kemampuan. Inilah yang membuat saya tidak ingin berhenti bermain."

Iverson dan NBA bisa diibaratkan seperti magnet, mereka saling tarik menarik dan saling membutuhkan. Buktinya, saat Iverson tidak dalam musim terbaiknya pun, ia masih terpilih menjadi pemain All-Star walau ia tidak bisa bermain karena cedera yang menderanya.

"Selama saya bisa terus melakukan hal-hal biasa dilakukan (bermain basket), maka saya akan bermain sampai saya tidak bisa bermain lagi."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com