JAKARTA, KOMPAS.com — Simon Santoso gagal mengulangi kesuksesannya di Malaysia Terbuka Superseries bulan Januari lalu ketika bertemu pemain China, Chen Jin, pada babak pertama Indonesia Terbuka Superseries Premier, Rabu (22/6/2011). Tunggal putra pelatnas Cipayung ini kalah dengan skor mencolok, 9-21, 14-21.
Padahal dalam pertemuan terakhir di Malaysia tersebut, Simon tampil impresif sehingga bisa menang 21-12, 18-21, 21-10, untuk memperbaiki rekor pertemuan mereka menjadi 1-5. Namun, penampilan yang buruk ini membuat Simon kembali jauh tertinggal 1-6 saat head-to-head dengan Chen Jin, yang pekan lalu menjadi juara Singapura Terbuka Superseries tanpa perlu memeras keringat karena kompatriotnya, Lin Dan, mundur dari partai final dengan alasan sakit.
Hasil ini menunjukkan inkonsistensi pemain peringkat ke-11 dunia tersebut, meskipun pekan lalu dia bermain sangat menjanjikan ketika melawan megabintang bulu tangkis dunia, Lin Dan, pada perempat final Singapura Terbuka Superseries. Waktu itu, Simon memang kalah. Namun, dia sempat membuat Lin Dan kesulitan sebelum akhirnya menyudahi laga tersebut dengan 14-21, 21-13, 22-20.
Tumbangnya Simon membuat Indonesia hanya kembali mengandalkan pemain senior yang sudah enam kali menjuarai event ini, Taufik Hidayat. Unggulan ketiga tersebut lolos setelah dipaksa bermain tiga game, 30-28, 21-23, 21-12, melawan pemain Malaysia, Daren Liew.
Total, ada lima pemain tunggal putra Indonesia yang tampil pada babak utama turnamen berhadiah 600.000 dollar AS ini. Selain Simon dan Taufik, masih ada Tommy Sugiarto, Alamsyah Yunus, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Sayang, tak satu pun yang bisa mengikuti jejak Taufik, yang sebenarnya sangat mengharapkan kehadiran pemain yunior untuk menggantikan posisinya.
Tommy dikandaskan unggulan utama asal Malaysia, Lee Chong Wei. Sementara itu, Alamsyah harus bertekuk lutut terhadap unggulan kedua, Lin Dan. Adapun Hayom kalah 21-17, 14-21, 19-21 dari pemain Korea Selatan, Shon Wan Ho.
Ratnasari juga gagal
Dari sektor tunggal putri, Indonesia juga hanya meloloskan pemain pelatnas, Adriyanti Firdasari. Pasalnya, Fransiska Ratnasari, yang diharapkan bisa mendampingi Firda, harus mengakui keunggulan pemain masa depan Thailand, Rathanock Inthanon. Dalam pertarungan berdurasi 1 jam 2 menit, Nana—sapaan Ratnasari—menyerah 18-21, 21-9, 18-21.
Ini menjadi kekalahan kedua Nana dari Rathanock, yang pernah berguru kepada ratu bulu tangkis Indonesia, Susi Susanti. Sebelumnya, mereka pernah bertemu dalam ajang Indonesia Terbuka Grand Prix Gold 2010.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.