JAKARTA, Kompas.com — Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Djoko Santoso mengaku prihatin dengan terpuruknya prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini.
"Prestasi menjadi keprihatinan kami bersama. Prestasi bulu tangkis Indonesia belum seperti yang diharapkan," kata Djoko dalam acara media gathering dalam rangka HUT Ke-60 PBSI di pelatnas Cipayung, Senin (2/5/2011).
Meski demikian, Djoko mengatakan, dalam beberapa kompetisi yang membawa nama negara, cabang bulu tangkis masih memenuhi target, seperti pada SEA Games 2009 di Laos dan Asian Games di China tahun lalu.
Pada SEA Games 2009, bulu tangkis Indonesia mempertahankan posisi juara umum dengan mengumpulkan empat medali emas dari tujuh yang diperebutkan. Sementara pada Asian Games menyumbang satu medali emas melalui ganda putra Markis Kido/Hendra Setiawan.
Menurut Djoko, kendala dalam mencapai prestasi, di antaranya, adalah masalah kaderisasi. Saat atlet senior sudah mulai menurun prestasinya, yang yunior belum tampil secara optimal. Sementara upaya yang sudah dilakukan adalah menyusun strategi pembinaan, melengkapi sarana dan prasarana pembinaan, serta meningkatkan gizi.
"Kami, pengurus, pelatih, dan atlet berupaya seoptimal mungkin melalui berbagai upaya," kata Djoko.
Upaya-upaya tersebut, katanya, diwujudkan dengan melakukan terobosan menggunakan jasa pelatih asing, menambah sarana fisik pendukung pelatihan, seperti membangun lintasan lari dan kolam renang, serta memanggil ahli gizi.
Sementara itu, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PB PBSI Hadi Nasri yang memaparkan rencana strategis pembinaan menyebutkan, sasaran utama pembinaan saat ini adalah Olimpiade London 2012, di samping beberapa prioritas lainnya, seperti Piala Sudirman, Thomas dan Uber, kejuaraan dunia, serta SEA Games.
Ia membagi beberapa program makro pada setiap tahun yang dimulai dengan Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia 2009, Piala Thomas dan Uber (2010), Sudirman, Kejuaraan Dunia dan SEA Games (2011), serta olimpiade dan Piala Thomas dan Uber (2012).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.