Kuala Lumpur, Kompas -
Bagi China, penunjukan ini merupakan yang kedua secara berturut-turut setelah tahun 2009 menyelenggarakan turnamen ini di Guangzhou.
Presiden BWF Kang Hyung-joon mengatakan, penunjukan China sebagai tuan rumah karena mereka merupakan satu-satunya negara yang mengajukan penawaran untuk menjadi tuan rumah.
”Kami juga sudah mengecek langsung stadion yang akan dijadikan tempat penyelenggaraan, termasuk tempat latihan untuk tim. Semua fasilitas cukup bagus dan sangat layak untuk menggelar pertandingan,” kata Kang.
Mengenai format pertandingan, Kang menyebutkan akan ada beberapa perubahan. BWF berharap nantinya akan ada 40 negara peserta. Peserta itu akan dibagi dalam beberapa level grup sesuai peringkat pemain dari negara bersangkutan.
”Grup level atas nantinya tidak terdiri dari delapan tim, tetapi menjadi 12 tim. Bagaimana aturan mainnya lebih lanjut akan kami bahas dalam satu pekan ke depan,” ujar Kang.
Untuk tuan rumah Piala Thomas dan Uber, BWF masih belum memutuskan calon negara penyelenggaranya. ”Proses penawaran proposal untuk tuan rumah baru akan kami buka awal bulan November mendatang,” kata Deputy President BWF Paisan Rangsikitpo.
Menurut Paisan, sudah ada beberapa negara yang secara lisan menyampaikan minat untuk menjadi tuan rumah. Indonesia juga termasuk salah satu negara yang akan mengajukan penawaran sebagai tuan rumah.
Sekretaris Jenderal PBSI Yacob Rusdianto membenarkan adanya rencana penawaran itu. Menurut dia, peluang Indonesia untuk kembali menjadi tuan rumah cukup terbuka meski pada tahun 2008 Indonesia juga sudah menjadi tuan rumah.
Selain menjelaskan penyelenggaraan Piala Sudirman, BWF juga mengungkapkan rencana penyelenggaraan empat turnamen
”Tuan rumah ditetapkan melalui proses penawaran. Dengan ditingkatkannya