Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Susy Susanti: Buang Semua Ego

Kompas.com - 10/05/2010, 13:55 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kekosongan gelar juara Uber bagi Indonesia terhitung sudah hampir satu dekade lebih sejak kemenangan terakhir melawan China pada final Piala Uber tahun 1996 di Hongkong.

Hal ini jelas memprihatinkan bagi ratu bulu tangkis Indonesia, Lucia Francisca Susy Susanti. "Setelah juara tahun 1996, pada tahun 1998 kita hanya mampu sampai final. Tahun-tahun setelahnya hanya sampai semifinal, bahkan pernah gagal lolos kualifikasi. Dua tahun lalu kita bisa tembus final, tetapi harus kalah saat melawan China. Yah mau bagaimana lagi, ini memang memprihatinkan," ungkap pemain yang mengantar Indonesia juara Piala Uber 1994 dan 1996 ini.

"Sebenarnya bila melihat peta kekuatan, materi pemain yang kami miliki sudah menonjol. Secara teknik pemain Indonesia tidak kalah dengan yang lain. Namun, mereka harus mengubah mindset dalam diri mereka agar yakin bisa menjadi juara," kata Susy.

Menurut Susy, prestasi pemain putri Indonesia, baik tunggal maupun ganda, saat ini masih belum stabil. Beberapa di antara mereka, seperti Maria Kristin dan Maria Febe, pada dasarnya memiliki kemampuan yang baik. Namun, penampilan mereka masih turun naik di setiap pertandingan yang berbeda.

Susy memberi contoh, posisi Maria Febe di tunggal pertama pastinya merasakan tekanan yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain tunggal pertama merupakan kunci. Apabila berhasil merebut kemenangan pertama, Febe mampu memotivasi pemain lainnya. Bila gagal, ini justru menjadi keuntungan bagi tim lawan.

"Menjadi tunggal pertama seperti Febe memang memiliki tekanan tersendiri karena menjadi ujung tombak bagi tim. Maka dari itu, saya harap pemain lain yang sudah lebih berpengalaman, seperti Greysia Polii dan Lilyana Natsir (Butet), bisa mengarahkan agar ada kebersamaan sehingga baik Febe ataupun yang lainnya tidak merasa berjuang sendirian," ujarnya.

Susy melanjutkan, "Dukungan tim itu sangat penting, terutama saat-saat menjelang pertandingan biasanya para pemain jadi lebih sensitif. Dengan memberikan pemikiran dan suasana yang positif lewat komunikasi dan dukungan yang baik, hal itu bisa memotivasi kesadaran mereka akan tanggung jawab bersama," tambah istri Alan Budikusuma ini.

Meski demikian, peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini tetap optimistis skuad putri Indonesia kali ini bisa meraih torehan prestasi yang lebih baik. "Yang pasti saya yakin adik-adik mampu. Tahun 2008, mereka bisa mengalahkan anggapan yang meremehkan Tim Uber Indonesia dengan masuk final. Kali ini saya harap mereka minimal bisa sampai semifinal," ungkapnya.

"Intinya, semua pemain harus fokus untuk membuang ego akan kepentingan masing-masing dan sadar akan tanggung jawab mereka untuk memberikn yang terbaik bagi Indonesia," ujarnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com