JAKARTA, KOMPAS -
Kedua tim akan kembali berhadapan pada 16 Januari di Brunei Darussalam. ”Kabarnya tim papan atas yang main di Brunei kalah semua, he-he-he. Tetapi, kami ingin menepis itu. Mudah- mudahan kami tetap percaya diri dan menang di sisa
Bintang lapangan kali ini tak diragukan lagi adalah Mario Wuysang, yang mencetak 13 poin dengan 6
Bintang lain adalah Amin Prihantono, pencetak angka tertinggi, 22 poin. Amin juga jago lemparan tiga angka. Dari 12 lemparan, enam bola masuk. ”Nomor tujuh (Amin) itu sangat bersemangat sekali,” kata Manajer Tim Brunei Barracudas Benny Ang Wee Han.
Dua pemain impor dari AS, Alexander Hartman dan Miller Nakiea, memang masih mendominasi permainan. Hartman menyumbang 16 poin dan 4
Perolehan angka dicetak hampir merata oleh pemain Satria Muda. Julius Achmad Faisal meraih sepuluh poin dengan dua
”Kami ingin tunjukkan, pemain bukan sekadar tambahan. Namanya kerja tim, pemain lokal dan impor harus saling bantu,” ujar Christian.
Pertempuran kemarin diwarnai riuhnya sorak penonton, tanda dukungan untuk tim tuan rumah. Penampilan Satria Muda buruk pada kuarter pertama dan kalah 19-22. Pada kuarter kedua, awak tim ini menggelegak. Poin berakhir dengan 52-32. Kuarter ketiga berakhir menjadi 78-53 poin. Pada kuarter keempat, Barracudas bangkit, tetapi tak mampu mengejar angka.
Di kubu Barracudas, Larry Reggie menjadi penyumbang poin terbanyak, 24, disusul Michael Pilgrim dengan 22 poin. Semua pencetak poin tim Barracudas adalah pemain impor, yakni dari AS dan Filipina.
”Kami mulai dengan baik, tetapi tak bisa memelihara. Saya akui Indonesia kali ini bermain sangat bagus. Saya lihat, bahkan Indonesia lebih baik dari Filipina, sayang baru pertama kali ini ditunjukkan,” ujar Benny.