Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ponorogo, 12 Daerah Rawan Longsor

Kompas.com - 21/11/2009, 20:53 WIB

PONOROGO, KOMPAS.com - Sedikitnya 12 lokasi yang tersebar di 21 kecamatan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, dinyatakan rawan longsor. Peta rawan bencana tersebut merupakan data resmi yang dikeluarkan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpollinmas) Kabupaten Ponorogo tahun 2009.
    
"Kami sudah menyosialisasikan peta rawan bencana ini ke semua kecamatan bahkan hingga tingkat desa dan kelurahan," kata Kepala Bakesbangpollinmas, M Ichwan, Sabtu (21/11).
    
Dua belas titik rawan tersebut di antaranya berada di wilayah Kecamatan Pulung, Sawoo, Badegan, Pudak, Sampung, dan Kecamatan Ngebel.
    
Topografi wilayah Ponorogo, kat dia, secara umum memang berada di daerah cekungan diapit dua gunung besar, yakni Gunung Wilis dan Gunung Lawu. Kerusakan hutan di lereng gunung akibat pembalakan dan kebakaran, terganggunya keseimbangan alam, hingga berkurangnya daerah resapan air di lereng gunung rawan menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
    
Faktor lain yang tak kalah berpengaruh adalah karena daerah-daerah tersebut terletak di wilayah perbukitan.  Sehingga, struktur tanahnya berada pada posisi miring atau pada kemiringan tertentu. "Pergantian musim juga mengubah kondisi tanah, dari semula kering menjadi basah sehingga menjadi kurang stabil dan bisa memicu longsor," kata Ichwan.     
    
Lebih lanjut Ichwan menjelaskan, faktor ketidakcocokan jenis tanaman juga menjadi penyebab longsor. Meski ada tanaman, setiap struktur tanah di daerah perbukitan memiliki tingkat kecocokan berbeda terhadap beberapa jenis pohon dan tanaman.
    
Selain longsor, Ichwan mengingatkan pada masyarakat yang tinggal di sekitar sungai untuk ekstra waspada.  Sebab, beberapa aliran sungai ditengarai juga berpotensi menimbulkan banjir.
    
Karena itu, Bakesbangpollinmas telah memberikan penyuluhan kepada masing-masing daerah rawan bencana.  Tidak itu saja, alat pendeteksi banjir juga telah dipasang di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo, yakni di aliran sungai Sekayu.
    
"Alat sudah berfungsi sejak tahun lalu. Diharapkan kejadian banjir seperti pernah terjadi di Madiun dan Ponorogo tahun lalu tidak terulang lagi musim penghujan kali ini ataupun di masa mendatang," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com