JAKARTA, Kompas.com - Ketua Umum KONI Rita Subowo mengimbau agar atlet yang akan diturunkan di SEA Games XXV, Laos, dapat mencontoh atlet Vovinam dan Fin Swimming saat mereka berlaga di Asian Indoor Games (AIG).
"Walau kedua cabang tersebut masih baru dan belum masuk menjadi anggota KONI, namun kiprahnya di jenjang internasional cukup diandalkan. Bahkan mampu menyuguhkan medali emas bagi merah-putih di Asian Indoor Games (AIG) di Vietnam, pekan lalu," kata Rita Subowo seperti dikutip Antara.
Sebagai cabang yang baru dan mulai disosialisasikan pengembangannya, kedua cabang tersebut benar-benar memperhatikan kemajuan prestasi para atletnya. Karena kedua cabang tersebut hampir sama dengan cabang yang ada di tanah air.
Seperti halnya Fin Swimming misalnya mirip dengan cabang renang atau menyelam. Begitu juga dengan cabang Vovinam yang berasal dari Vietnam tidak jauh berbeda dengan cabang silat yang ada di tanah air. Dengan begitu atlet yang menekuninya tidak menemui kesulitan.
Bahkan atlet cabang Vovinam dapat diikuti oleh atlet dari cabang pencak silat. Dengan begitu mereka tinggal menyesuaikan diri dengan tata aturan yang ada di cabang yang baru itu.
Melalui penguasaan teknik yang bagus saat berlatih di cabang pencak silat, atlet nasional tidak menemui kesulitan untuk memperdalam cabang Vovinam. Dan tidak tanggung-tanggung langsung menyumbang dua medali emas bagi tim Indonesia.
Dua medali emas dari cabang Vovinam disumbangkan melalui nomor Men Single Performance atas nama Putu Yudi Surya Pratama dan Nomor Womens Double Performance yang diperkuat Ayu kadek Puspita Sari, Dwi Ayu Komang Ariani dan Ni Dyah Purnama Sari.
Sedang dari cabang Fin Swimming tidak mau ketinggalan juga untuk menyabet medali emas bagi tim merah putih yang dilakukan oleh Margaretha Herawati.
Jangka pendek dan panjang
Peraih medali emas AIG, Margaretha Herawati mengaku siap menyumbang medali emas SEA Games. Menurut Retha, berdasar hasil di Hanoi, ia yakin dapat memenuhi target mempersembahkan satu medali emas. "Pesaing saya yang terdekat dari Vietnam yang menempati posisi keempat dan kelima di bawah perenang Jepang," kata Retha.
Di ajang AIG di Vietnam, Retha meraih medali emas 100 meter bifin, diikuti perenang Jepang Tsukioka Mabi dan Sakamoto Yayoi. Ia mencatat waktu 50.81 detik.
Menurut pelatih Retha, Wisnu Wardhana peluang anak asuhnya meraih medali emas di nomor 100 m bifin di SEA Games XXV Laos besar sekali. "catatan waktu Retha itu sekarang berada di peringkat 7 dunia, berdasar hasil kejuaraan dunia di St Petersburg, Rusia," kata Wisnu, mantan perenang nasional.
Wisnu menambahkan nomor bifin saat ini didominasi perenang-perenang Eropa seperti Hungaria, Rusia dan Italia. Sementara untuk tingkat Asia, masih didominasi perenang Jepang, China atau Korea. "Makanya ketika Retha berhaasil menyodok dua perenang Jepang di ajang AIG kemarin, kubu Jepang kaget sekali dan tidak menyangka," kata Wisnu yang mendampingi Retha di Vietnam.
Retha sendiri mengaku akan memanfaatkan waktu sebulan terkahir untuk mempersiapkan diri menghadapi ajang SEA Games mendatang. "Saat ini saya mengikuti program latihan yang diberikan pelatih saya, mas Wisnu. Dengan memakai program latihan ini, saya harap saya mencapai puncaknya saat SEA Games awal Desember ini."
Wisnu sendiri berharap banyak pada atlet di cabang yang terhitung baru ini. "Saya harap kita tidak puas hanya setelah satu kali SEA Games. Saya ingin dia ikut berlomba di Eropa untuk menghadapi lawan-lawan tingkat dunia. Dengan begitu, kita memiliki jaminan medali emas di SEA Games 2011 di Jakarta."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.