Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranomi, Perenang Berdarah Jawa

Kompas.com - 10/08/2008, 12:36 WIB

JAKARTA, MINGGU - Ada nama khas Indonesia, tepatnya Jawa, dalam tim renang estafet Belanda yang meraih medali emas 4x100 meter gaya bebas putri Olimpiade Beijing 2008, Minggu (10/8) pagi. Dia adalah Ranomi Kromowidjojo, salah satu perenang estafet Belanda keturunan Jawa.

Pada pertandingan yang berlangsung di National Aquatics Center, Beijing, Minggu (10/8), Ranomi menjadi perenang kedua Belanda setelah Inge Dekker. Perenang kelahiran Sauwerd, Beland, 20 Agustus 1990, itu finis di urutan kedua dan memperbaiki peringkat Dekker yang menyelesaikan tugasnya di urutan ketujuh. Belanda akhirnya finis terdepan setelah perenang keempat Marleen Veldhuis menyelesaikan catatan waktu total 3 menit 33.76 detik. Mereka unggul atas tim Amerika Serikat dan Australia yang menduduki peringkat kedua dan keempat.

Ranomi menjadi anggota tim estafet Belanda sejak 2006. Dengan membawa bendera Belanda, ia kemudian ikut dalam kejuaraan Eropa 2006-2008 serta kejuaraan dunia di Melbourne, Australia, 2007.

Nama Kromowidjojo diperoleh dari nenek moyangnya yang berasal dari Jawa dan dibawa sebagai buruh perkebunan ke Suriname pada abad ke-19. Ayah Naomi, lahir di Suriname dan datang ke Belanda saat Suriname merdeka pada 1975.

Ranomi yang kini tinggal di Suawerd mengenal olahraga air sejak usia bayi. Justru nenek dari pihak ibunya lah yang mengenalkan olahraga ini pada usia sangat dini. Dalam waktu singkat, gadis blasteran ini langsung menunjukkan minat dan bakatnya pada olahraga renang.

Pada 2005, saat masih berusia 15 tahun, Ranomi meraih medali perunggu 50 meter gaya bebas di kejuaraan junior Eropa. Setahun kemudian ia memenangi medali perak 50 meter gaya bebas dan medali perunggu 50 meter gaya kupu-kupu untuk kejuaraan yang sama. Tahun itu pula, ia ikut kejuaraan Eropa tingkat senior di Budapest, Hongaria, dan mendapatkan medali perak estafet 4x100 meter bersama Marleen Veldhuis, Inge Dekker dan Chantal Groot.

Namanya mulai mendunia sejak ia pertama kali tampil di Kejuaraan Dunia di Melbourne Australia. Tim estafet Belanda meraih perunggu di 4x100 Bebas. Di samping itu dia juga mempertajam rekor pribadinya 100 meter gaya bebas menjadi 55,33 detik.

Meski berprestasi dunia, sehari-hari Ranomi tampil seperti gadis remaja lainnya. Ia sebelumnya sekolah di LOOT, sebuah sekolah khusus buat atlet-atlet potensial Belanda.

Keberhasilan meraih medali emas Olimpiade Beijing merupakan obsesi lama Ranomi. "Untuk cabang perorangan aku bermimpi meraih emas di Olimpiade. Tapi sebenarnya bukan di Beijing, karena itu masih terlalu cepat. Di China mungkin bisa dengan estafet. Cabang perorangan saya ingin meraih sukses di Olimpiade 2012 di London. Saya akan coba," kata Ranomi.

Kemampuannya yang terus meningkat di usia muda membuat sebagian publik Belanda mulai menyamakannya dengan perenang legendaris Belanda, Inge de Bruijn. Suatu pujian yang selalu ditolak Ranomi. "Disamakan dengan Inge de Bruijn tentu saja merupakan kebanggaan. Tetapi saya lebih suka dipanggil Ranomi Kromowidjojo saja," imbuhnya.

Ya, Ranomi, kami juga lebih suka mendengar nama itu. (RND, BEI/CAY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com